Medan (ANTARA News) - Perkembangan kesehatan bayi kembar siam dempet perut Fahira-Sahira, asal Kisaran, Sumatera Utara pascaoperasi pemisahan di Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) H Adam Malik, Kota Medan membaik dan sudah bisa menangis seperti bayi-bayi lainnya.

"Bahkan bayi tersebut tidak lagi menggunakan peralatan mesin alat bantu nafas," kata juru bicara RSUP H Adam Malik Masahadat Ginting di Medan, Sabtu.

Fahira-Sahira, menurut dia, juga sudah bisa minum susu dengan menggunakan alat selang "nasa gastrik tubes" (NGT).

Saat ini bayi kembar siam tersebut dalam tahap pemulihan, ujar Masahadat.

"Bayi kembar siam tersebut tetap dipantau tim dokter RSUP Adam Malik," kata juru bicara RSUP Adam Malik.

Operasi pemisahan bayi kembar siam tersebut ditangani tim dokter ahli RSUP Adam Malik yang diketuai oleh Prof Guslihan Dasa Tjipta SpA (K), sekretaris tim dokter dr Rizky Adriansyah SpA (K), dr Erjan Fikri SpBA, dan dokter lainnya.

Bayi kembar siam itu sempat dirawat lebih kurang selama enam bulan di RSUP Adam Malik.

Operasi pemisahan dilakukan Senin (16/10) pukul 08.30 WIB hingga pukul 18.45 WIB. Tim dokter juga telah menutup jantung bocor yang dialami salah satu bayi.

Tim dokter menoperasi tanpa menggunakan "tissue expander" atau memasukkan jaringan di bawah kulit milik kedua bayi yang dijadikan sebagai kulit cadangan perut setelah operasi.

Tim dokter hanya memanfaatkan dan memaksimalkan kulit yang ada.

"Operasi kembar siam itu, ditangani 50 dokter ahli yang membantu proses pemisahan tersebut," jelas Rizky.

Bayi Fahira-Sahira berasal dari Kisaran, Provinsi Sumatera Utara, berusia 6,5 bulan dan memiliki bobot total 9,4 kilogram. Fahira memiliki bobot 5,5 kilogram, sedangkan Sahira lebih ringan yakni 3,9 kilogram.

(T.M034/S027)

Pewarta: Munawar Mandailing
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2017