Lombok Barat (ANTARA News) - Polisi Diraja Malaysia menginginkan pertemuan dengan Kepolisian Negara Republik Indonesia dapat meningkatkan kerja sama pemberantasan perdagangan narkotika dan obat-obatan berbahaya.

"Penekanan dalam pertemuan ini, saya tidak ingin berjumpa setahun sekali. Kami ingin berjumpa lebih sering untuk membahas penanganan masalah narkoba," kata Jabatan Siasatan Jenayah Narkotik Polisi Diraja Malaysia (JSJN PDRM) Commissioner Of Polis (CP) Datuk Seri Mohmad Salleh di kawasan wisata Senggigi, Kabupaten Lombok Barat,NTB, Selasa.

Keinginan itu dikatakan dalam pertemuan bilateral ke-11 antara Direktorat Tindak Pidana Narkoba Badan Reserse Kriminal (Bareskrim) Markas Besar Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri) dengan Jabatan Siasatan Jenayah Narkotik Polisi Diraja Malaysia.

Menurut dia, pertemuan bisa dilakukan sesering mungkin, meskipun dalam skala kecil, namun fokus pada level provinsi di kedua negara.

Datuk Seri Mohmad Salleh mencontohkan pertemuan kelompok kerja bisa dilakukan antara Penang dengan Medan, Johor dengan Batam, Entikong di Kalimantan Barat dan Tawau, di Kalimantan Timur dengan Serawak.

"Pertemuan antara provinsi yang berdekatan di kedua negara itu perlu dilakukan karena merupakan daerah-daerah yang menjadi jalur perrdagangan narkoba," ujarnya.

Berkaitan dengan isu Malaysia sebagai pemasok, Datuk Seri Mohmad Salleh menegaskan bahwa negaranya bukan produsen narkoba, tapi dijadikan sebagai tempat transit oleh para pengedar dari Thailand, dan wilayah bagian utara negara anggota ASEAN, seperti Myanmar dan Laos.

Oleh sebab itu, lanjut dia, untuk mengatasi perdagangan narkoba jaringan internasional yang tergolong bebas diperlukan operasi skala internasional antarnegara, termasuk kerja sama dengan Indonesia.

Selain melakukan operasi yang intensif, katanya juga harus ada upaya peningkatan kesadaran masyarakat di masing-masing negara yang menjadi daerah pemasaran narkoba. Hal itu perlu dilakukan oleh para penguasa di Indonesia dan Malaysia.

"Saya melihat kerja sama Malaysia dengan Indonesia perlu dikokohkan atas semangat negara anggota ASEAN," ucapnya.

Pada kesempatan itu, ia menyebutkan total narkoba jenis sabu-sabu yang berhasil disita periode Januari-September 2017 mencapai 600 kilogram. Ada juga narkoba jenis lain yang berhasil dirampas sebanyak tiga juta kilogram. Barang haram tersebut akan diedarkan untuk pasar domestik dan akan didistribusikan ke beberapa negara.

"Perampasan meningkat tahun demi tahun. Itu menandakan meningkatnya penawaran dan sudah tentu permintaannya juga meningkat," kata Datuk Seri Mohmad Salleh.

(T.KR-WLD/N002)

Pewarta: Awaludin
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2017