Timika (ANTARA News) -  Kepolisian Daerah Papua mengapresiasi dimulainya kegiatan pembelajaran bagi para siswa dari Kampung Banti, Kimbeli, dan Opitawak yang kini mengungsi ke Gedung Eme Neme Yauware, Timika.

Kabid Humas Polda Papua Kombes Polisi A.M. Kamal di Timika, Kamis, mengatakan guru-guru TK, SD, dan SMP Negeri Banti bersama polisi wanita Polres Mimika setiap pagi memberikan pelajaran kepada para siswa di lokasi pengungsian. Kegiatan itu telah dimulai sejak Rabu (22/11).

"Kami bangga dengan guru-guru yang bertugas di Banti. Dengan segala keterbatasan, mereka mencoba untuk tetap memberikan pembelajaran sambil bermain dengan siswanya di lokasi pengungsian sehingga anak-anak ini mendapat perhatian dan membuat mereka bahagia," ujarnya.

Pihak kepolisian berharap ada penyelesaian permanen atas masalah pengungsi Banti, Kimbeli, dan Opitawak di Timika, apakah mereka akan dikembalikan ke kampung asalnya ataukah dicarikan lokasi pemukiman di sekitar Kota Timika.

Ia mengatakan butuh keterlibatan berbagai pihak untuk membangkitkan lagi semangat anak-anak untuk bersekolah.

Sebab, katanya, selama Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) menguasai wilayah Banti, Kimbeli, Utikini, dan area longsoran di Distrik Tembagapura sejak akhir Oktober hingga pertengahan November, sekolah-sekolah di lokasi itu tutup total.

"Melalui kegiatan belajar sambil bermain ini membuat anak-anak ini lupa dengan situasi mencekam yang mereka alami beberapa hari sebelumnya. Ini juga sangat membantu memulihkan kembali situasi psikologis mereka yang sempat tertekan," kata Kamal.

Kepala SD Inpres Banti Markus Leppang mengatakan belum semua siswa ikut dalam kegiatan pembelajaran perdana pada Rabu (22/11).

Siswa SD Inpres Banti yang direlokasi ke Timika 101 orang dari total jumlah siswa di sekolah itu yang mencapai 462 orang.

"Tidak tertutup kemungkinan masih banyak siswa yang belum terdata. Seperti TK yang terdata baru sekitar 20 anak," katanya.

Pada kegiatan pembelajaran perdana para siswa pengungsi Kampung Banti, Kimbeli, dan Opitwak di Gedung Eme Neme Yauware, Timika, Rabu (22/11), mereka dibagi dalam beberapa kelompok umur, yaitu kelompok PAUD-TK, kelompok SD Kelas 1-3, kelompok SD Kelas 4-6, dan kelompok siswa SMP.

Kehadiran sejumlah polwan dari Polres Mimika membuat mereka antusias dan bersemangat, terutama dengan materi-materi permainan yang disajikan.

Markus mengatakan kegiatan pembelajaran di lokasi pengungsian tersebut hanya bersifat sementara.

"Untuk langkah dan keputusan selanjutnya, kami menunggu dari pemda, pihak lembaga adat, PT Freeport Indonesia melalui bidang CID, CED, dan CLO serta LPMAK (Lembaga Pengembangan Masyarakat Amungme dan Kamoro). Anak-anak ini nantinya mau dikemanakan, kami menunggu keputusan dari mereka. Yang jelas, kami guru-guru siap," kata Markus. 

Pewarta: Evarianus Supar
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2017