Jakarta (ANTARA News) - Pameran Pendidikan Islam Internasional di ICE BSD Serpong, Tangerang, turut menggelar penjaringan para peminat studi pendidikan tinggi untuk mendapatkan beasiswa Program 5.000 Doktor dari Kementerian Agama.

Dalam gelaran pameran yang digelar Direktorat Pendidikan Islam Kementerian Agama tersebut, disebar gerai pameran beasiswa program doktoral ke berbagai perguruan tinggi dalam dan luar negeri.

Bussiness Development Officer Curtin University Australia Patricia Kelly pada Kamis mengatakan pihaknya membuka pendaftaran bagi calon mahasiswa doktoral untuk tahun pemberangkatan 2018.

Sejauh ini, ada sekitar 12 mahasiswa yang sudah diberangkatkan pemerintah Indonesia ke Curtin University.

Selain Curtin University, sejumlah kampus penyedia beasiswa juga membuka gerai pendaftaran bagi mahasiswa yang ingin meraih beasiswa doktoral baik di dalam negeri maupun luar negeri di Pameran Pendidikan Islam Internasionaal tersebut.

Tercatat, setidaknya ada 18 kampus Australia dan Eropa yang membuka pendaftaran dalam pameran itu seperti University of South Australia, University of Western Australia, London Southbank University, University of Nottingham, University of Glasgow, University of Leeds, University of Sheffield, Victoria University dan Conventry University.

Kelly mengatakan beasiswa pemerintah Indonesia untuk Program 5000 Doktor tersebar dalam berbagai jurusan. Calon mahasiswa S3 atau doktoral yang ingin mendaftar beasiswa, harus memilik riset yang mengandung inovasi dan tidak keluar dari 11 topik riset yang sudah ditentukan.

"Beasiswa itu bukan hanya untuk studi Islam, tapi juga bisnis, teknologi, kesehatan dan lain-lain," katanya.

Kandidat doktor di University of South Australia Arnis Silvia mengatakan bagi mahasiswa studi Islam, Program 5000 Doktor yang digagas pemerintah sangat signifikan untuk mempromosikan Islam moderat kepada dunia.

Menurut dia, dengan menjadi peserta beasiswa, calon mahasiswa sekaligus menjadi representasi Muslim Indonesia yang moderat dan toleran.

"Saya dan teman-teman yang tergabung dalam program ini menjadi agen untuk merepresentasikan Muslim Indonesia di luar negeri. Bahwa ternyata Islam itu tidak seperti yang mereka kira. Sehingga mereka mempuyai pandangan baik tentang Islam," kata Dosen UIN Syarif Hidayatullah Jakarta itu.

Dia berharap, Program 5000 Doktor dapat menjadikan Indonesia sebagai kiblat studi Islam dunia. Pasalnya, semakin banyak doktor yang dihasilkan, maka Indonesia semakin dipandang dunia.

"Siap atau tidak siap, Indonesia harus mengarah ke situ jika ingin menjadi kiblat studi Islam dunia selain Barat dan Arab," kata dia.

Pewarta: Anom Prihantoro
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2017