Medan, Sumatera Utara (ANTARA News) - Presiden Joko Widodo menceritakan persiapannya mengikuti pesta pernikahan adat Batak Mandiiling antara sang putri Kahiyang Ayu Siregar dan Bobby Afif Nasution.

"Ya belajar (nari tortor) satu hari, biar tahu," kata Presiden Joko Widodo seusai menjalani prosesi adat Margalanggang atau manortor sesi III di perumahan Bukit Hijau Regency Taman Setia Budi pada Sabtu.

Presiden Joko Widodo dan Ibu Iriana Joko Widodo menari tortor didampingi kerabat terdekat. Menari tortor untuk menunjukkan bahwa Presiden Jokowi dan keluarga sudah menjadi bagian keluarga Siregar.

"Dan ya karena ini sebuah budaya, sebuah mode adat yang harus kita ikuti, kalau kita enggak siap kan tidak bisa juga," tambah Presiden.

Presiden juga memberikan petuah kepada Kahiyang dan Bobby atau disebut ajar poda dengan menyisipkan pantun menggunakan bahasa Batak Mandailing.

"Ya belajar ya, tadi sudah jelas pesan-pesan yang disampaikan, yang pertama `pantun hangoluan, teas hamatean` artinya apa? Bahwa untuk hidup bahagia harus menjaga sopan santun. Maka kalau tidak menjaga sopan santun, malapetaka akan datang," kata Presiden.

Petuah kedua adalah suan tobu di bibir, dohot di ate-ate, artinya manis bukan hanya di mulut, tapi juga di hati.

"Kebaikan yang dikatakan itu juga kebaikan yang dilakukan dengan sepenuh hati," ungkap Presiden.

Petuah ketiga adalah "Tangi di siluluton, inte di siriaon".

"Yang artinya bahwa jika ada kemalangan, walaupun tidak diundang, kita wajib berupaya untuk datang dan menolong. Namun jika ada kegembiraan, kita wajib datang kalau diundang, sudah jelas sekali filosifi-filosofi tadi," tambah Presiden.

Pesan keempat adalah "bahat disabur sabi, anso adong salongon", tidak ketinggalan Presiden menjelaskan maksudnya.

"Kalau tidak menanam maka kita tidak akan memetik hasilnya, artinya banyak-banyaklah berbuat kebaikan agar kita semua menuai kebahagiaan, horas," ungkap Presiden.

Presiden masih sempat memperagakan caranya menari tortor bersama dengan Iriana Widodo, Kahiyang dan Bobby di hadapan para wartawan tanpa iringan musik gordang sambilan.

Pewarta: Desca Lidya Natalia
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2017