Jakarta (ANTARA News) - Wakil Presiden Jusuf Kalla mengatakan ajang olahraga Asian Games 2018 juga berdampak pada investasi untuk jangka panjang.

"Asian Games ini sangat penting walau dibutuhkan biaya yang besar tapi ini juga akan menjadi investasi ke depan," kata Wapres seusai penandatanganan perjanjian kerja sama sponsorship pendanaan Asian Games 2018 dengan para sponsor swasta di kantor Wapres di Jakarta, Rabu.

Wapres menjelaskan pentingnya penyelenggaraan Asian Games bagi Indonesia karena Indonesia baru pertama menjadi tuan rumah kegiatan olahraga tersebut pada 1962.

Sementara China dan Thailand telah tiga kali menjadi tuan rumah Asian Games. Karena itu penyelenggaraannya mendorong sinergi dan kerja sama yang besar.

Alasan lain pentingnya Asian Games bagi Indonesia karena saat ini olahraga menjadi bagian dari keseharian masyarakat.

"Maka butuh biaya besar terutama untuk venue. Seandainya kita tidak menjadi tuan rumah pada 1962 maka kita tidak punya Gelora Bung Karno (GBK), kita tidak punya televisi dan tidak punya atlet-atlet yang berprestasi," katanya.

Untuk membangun venue olahraga Asian Games 2018 di Palembang dan Jakarta menurut Wapres membutuhkan biaya sebesar Rp10 triliun.

Di Palembang sebagian dibangun dari dana pihak swasta sementara venue di Jakarta sebagian besar dibangun dengan anggaran dari pemerintah.

Sementara untuk upacara pembukaan Asian Games dianggarkan 50 juta dolar karena menjadi simbol bagi pelaksanaan pesta olahraga itu.

"Di samping itu juga untuk jangka panjang olahraga itu bukan hanya Asian Games, tapi ada juga kegiatan olahraga lainnya karena itu butuh perencanaan jangka panjang," tambah Wapres.

Begitu juga dengan kerja sama pendanaan oleh pihak swasta menurut Wapres juga menjadi image branding serta iklan bagi perusahaan-perusahaan tersebut ke internasional.

"Karena Asian Games ini kita akan tayang live selama 12 jam begitu juga dengan China dan Jepang," katanya.

Sebanyak sembilan perusahaan swasta menandatangani kerja sama sponsorship Asian Games 2018 dengan nilai sekitar Rp760 miliar.

Pewarta: Desi Purnamawati
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2017