Istanbul (ANTARA News) - Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan, Kamis (7/12), berbicara dengan Paus Fransiskus melalui telepon untuk membahas krisis yang dipicu oleh pengakuan Yerusalem sebagai ibu kota Israel oleh Amerika Serikat, demikian menurut lansiran media pemerintah.

Presiden Turki dan pemimpin Gereja Katolik Roma itu sama-sama menentang keras langkah yang diumumkan Presiden Amerika Serikat Donald Trump, dan Erdogan telah meminta konferensi tingkat tinggi darurat Organisasi Kerja Sama Islam (OKIC) pada 13 Desember.

Kantor berita negara Anadolu tidak memberikan informasi lebih lanjut, tapi televisi NTV mengatakan Erdogan dan Fransiskus menyatakan keprihatinan mereka atas situasi tersebut.

Mengutip narasumber dari kantor kepresidenan, NTV melaporkan Erdogan menyampaikan apresiasinya kepada Fransiskus atas sikapnya mengenai masalah itu dan keduanya sepakat status quo tidak boleh diubah.

Tahun lalu, Turki dan Israel mengakhiri perselisihan yang dipicu oleh serangan Israel pada 2010 yang menargetkan kapal tujuan Gaza yang menewaskan 10 aktivis Turki dan menyebabkan retaknya hubungan diplomatik.

Kedua belah pihak sejak saat itu meningkatkan kerja sama, terutama di bidang energi, namun Erdogan, yang menganggap dirinya sebagai pembela Palestina, masih sering mengkritik kebijakan Israel, demiian laporan AFP.(mr)  




Pewarta: Antara
Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2017