Padang (ANTARA News) - Pelabuhan Teluk Tapang Kabupaten Pasaman Barat, Sumatera Barat bisa membantu mengurangi kepadatan di Pelabuhan Teluk Bayur Padang sehingga waktu tunggu untuk bongkar muat barang bisa dipangkas, kata Wakil Gubernur Nasrul Abit di Padang Jumat.

Waktu tunggu bongkar muat barang itu bisa mencapai 10 hari pada saat-saat tertentu sehingga tidak efektif dari segi bisnis.

"Pelabuhan Teluk Tapang bisa menjadi solusi untuk hal ini," kata dia usai menerima Kepala Badan Litbang Kementerian ESDM dan Bupati Pasaman Barat Syahiran di Padang.

Apalagi daerah Pasaman Barat dan sekitarnya memiliki lahan sawit yang luas dengan produk pengolahannya berupa CPO.

Selama ini CPO dikirim melalui Teluk Bayur dengan jarak sekitar 300 kilometer dan waktu tempuh dari Pasaman Barat sekitar 10 jam.

Akan lebih efektif dari segi waktu dan biaya jika pengiriman CPO dari daerah sekitar Pasaman Barat dilakukan dari Pelabuhan Teluk Tapang.

Selain itu hasil tangkapan nelayan Pasaman Barat dan daerah sekitarnya juga cukup bagus. Keberadaan pelabuhan dengan lemari pendingin yang representatif akan sangat membantu nelayan.

Untuk pengaktifan pelabuhan itu perlu berkoordinasi dengan PT Pelindo II, Dinas Perhubungan dan Kemenko Maritim untuk memastikan agar pelabuhan Teluk Tapang benar-benar dapat dimanfaatkan.

Kepala Badan Litbang ESDM, F.X. Sutijastoto menilai pengembangan pelabuhan Teluk Tapang akan mendorong pembangunan perekonomian daerah. Namun pengembangannya harus dikaji dengan PT Pelindo II.

Ia juga menyebutkan ketersediaan listrik dan infrastruktur jalan perlu menjadi perhatian serius sebelum pelabuhan itu dioperasikan.

Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan Ketenagalistrikan, Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi ESDM, Yunus Syaifulhak mengatakan pasokan energi listrik Teluk Tapang dapat dipasok dari pembangkit listrik tenaga panas bumi di Mandailing Natal, Sumatera Utara. PLTPB tersebut sudah membor 14 sumur dan sudah siap untuk menggerakkan turbin berkapasitas 60 MW dari 500 MW yang direncanakan.

Tahun ini ditargetkan sudah bisa memproduksi listrik 40 MW. Selain itu juga bisa dengan membangun jaringan listrik dari pembangkit listrik tenaga air (PLTA) Agam.

Kepala Bappeda Pasaman Barat menyebutkan saat ini sudah ada 122 hektare lahan untuk pelabuhan Teluk Tapang dan rest area.

Pemprov juga telah mengajukan perubahan ijin penggunaan lahan seluas 168 hektare untuk pembangunan gudang, kantor, cold storage dan fasilitas lainnya.

Pewarta: Miko Elfisha
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2018