Jakarta (ANTARA News) - Pemerintah mengapresiasi sikap seluruh kalangan atas kelancaran kegiatan sehari Bali tanpa internet dalam rangka Hari Raya Nyepi.

"Sungguh luar biasa, mungkin inilah peristiwa pertama di dunia, di mana jutaan manusia terlepas dari media sosial dan akses internet yang dilakukan secara sadar dan sengaja," ujar Ahmad M Ramli Direktur Jenderal Penyelenggaraan Pos dan Informatika (PPI) sekaligus Ketua Badan Regulasi Telekomunikasi Indonesia (BRTI) dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Minggu.

Pada tanggal 17 Maret mulai pukul 06.00 sampai dengan 18 Maret pukul 06.00, pada saat Umat Hindu merayakan Hari Raya Nyepi secara khidmat, akses internetpun terhenti dan tidak dapat diakses via smartphone.

"Kemkominfo dan BRTI memonitor secara intens pelaksanaan "Nyepi tanpa internet" ini dan meminta operator melaporkan secara terus-menerus," ujar Ahmad.

"Dari monitoring ini, para operator Telekomunikasi telah melakukan langkah optimal dan akses internet bisa di off-kan kecuali terkait obyek-obyek vital dan  kepentingan umum seperti Rumah Sakit, kantor Polisi, Pemadam Kebakakaran dll," sambung dia.

Menteri Kominfo Rudiantara menghormati seruan para pemuka agama dengan membuat Surat Edaran Kemkominfo. Dalam praktik di lapangan, imbauan tersebut mendapat respons positif dari operator untuk mematikan internet selama 24 jam.

Oleh sebab itu, pemerintah berterimakasih dan memberikan apresiasi kepada seluruh operator Telekomunikasi dan asosiasinya, juga kepada seluruh Lembaga Penyiaran Publik dan Swasta beserta Asosiasinya yang telah melakukan off-air.

Pemerintah juga menyampaikan terimakasih kepada seluruh penduduk Bali yang dengan latar belakang agama apapun mendukung dan memahami kegiatan 24 jam tanpa internet tersebut.

"Betapa hal ini menunjukkan  industri Telekomunikasi  dan Penyiaran memiliki sikap arif dan penghormatan tinggi terhadap keberagaman, toleransi dan kerukunan umat beragama.," ujar Ahmad.

"Sikap  para operator dan respons positif berbagai pihak  seperti DPR, para tokoh dan masyarakat pada umumnya ini membuktikan bahwa penghormatan atas agama dan keyakinan serta menjunjung tinggi toleransi dan kebhinekaan bukanlah sekadar slogan dan retorika tapi sudah menjadi kenyataan," tambah dia.

Pewarta: Arindra Meodia
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2018