London (ANTARA News) - Delegasi Indonesia terdiri dari Sekretaris Jenderal Komisi Pemilhan Umum Arif Rahman Hakim, Komisioner KPU Wahyu Setiawan, dan Ketua Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu RI Periode 2012-2017 Prof. Dr. Jimly Asshidiqie, SH menjadi pengamat pada pemilihan umum Presiden Rusia yang berlangsung tanggal 18 Maret.

Anggota KPU Rusia, Vasily Likhachev menyampaikan apresiasi atas kahadiran Indonesia sebagai pemantau pada pemilihan presiden 2018 saat bertemu dengan delegasi KPU Indonesia di Kantor KPU Rusia, demikian Sekretaris Pertama Fungsi Pensosbud KBRI Moskow, Enjay Diana kepada Antara London, Senin.

Vasily Likhachev yang pernah berkunjung ke Indonesia mengharapkan pengembangan kerja sama dengan Indonesia, seperti adanya suatu perjanjian kerja sama antara KPU Rusia dengan KPU Indonesia.

Indonesia ikut serta sebagai pengamat bersama lebih dari 1500 orang pengamat lainnya dari 149 negara yang diundang pihak Rusia. Selain mendapat penjelasan tentang proses pilpres dari KPU Rusia, pengamat juga meninjau langsung proses pemungutan suara di sejumlah Tempat Pemungutan Suara (TPS). Delegasi Indonesia bersama delegasi dari negara lain meninjau TPS di daerah Kolomna, Moscow region sekitar 105 km arah tenggara Moskow.

Arif Rahman Hakim memandang pelaksanaan pilpres Rusia 2018 berlangsung dengan baik, termasuk masalah-masalah teknis seperti logistik yang dipersiapkan dengan baik. Menurut Arif Rahman Hakim, terdapat pelajaran yang dapat diperoleh Indonesia dari pelaksanaan pilpres Rusia ini, antara lain penggunaaan teknologi informasi (IT) sehingga proses penghitungan bisa cepat.

"Salah satu perbedaan dengan pelaksanaan pilpres di Indonesia adalah kertas suara. Dalam kertas suara tersebut tidak dicantumkan gambar atau foto para calon, tetapi hanya nama dan keterangan singkat para calon," ujar Arif Rahman Hakim.

Calon Presiden Rusia pada Pemilu 2018 sebanyak delapan orang. Berdasarkan penghitungan sementara KPU Rusia yang hampir mencapai 100%, incumben Presiden Vladimir Putin merupakan calon independen memperoleh suara terbanyak 76,69% disusul Pavel Grudinin dari Partai Komunis Federasi Rusia (11,77%).

Calon-calon lainnya adalah Vladimir Zhirinovsky dari Liberal Democratic Party of Russia memperoleh 5,65%, Ksenia Sobchak dari Civil Initiative (1,68%), Grigory Yavlinsky dari Party Yabloko (1,05%), Boris Titov dari Party of Growth (0,76%), Maxim Suraikin dari Communists of Russia Party (0,68%) dan Sergey Baburin dari Russian People's Union Party (0,65%).

Duta Besar Republik Indonesia untuk Federasi Rusia M. Wahid Supriyadi menyambut baik pemilihan Presiden Rusia 2018. Dubes Wahid yang juga mendatangi tiga TPS bersama korps diplomatik lainnya di Moskow mengharapkan hubungan dan kerja sama Indonesia dan Rusia akan lebih berkembang dan baik lagi di bawah pemerintahan presiden baru Rusia mendatang.

Selama di Moskow, Delegasi Indonesia melakukan pertemuan dengan masyarakat Indonesia di Rusia di Wisma Duta KBRI Moskow. Dalam pertemuan tersebut, Prof. Dr. Jimly Asshidiqie, SH. menghimbau WNI di Rusia, khususnya mahasiswa untuk menjaga persatuan dan kesatuan bangsa, berkontribusi dalam pembangunan bangsa Indonesia sesuai dengan kapasitas dan kemampuan masing-masing, menyuseskan pemilu di Indonesia tahun 2019 dan turut serta dalam pengembangan hubungan antara bangsa Indonesia dan Rusia.

Pewarta: Zeynita Gibbons
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2018