Jakarta (ANTARA News) - Duta Besar RI untuk Malaysia, Rusdi Kirana, mendorong terwujudnya program "Twin Cities" atau pertalian kota antara Republik Indonesia dan Malaysia, sebagai upaya untuk mengembangkan sektor pariwisata.

"Kami sudah bicara dengan pemerintahan Malaysia soal ini," kata Rusdi Kirana ketika ditemui seusai penandatangan kerja sama Lion Group-CFM International di Jakarta, Kamis.

Rusdi mencontohkan, salah satu program kota kembar tersebut misalnya saja dapat dihubungkan dengan sejumlah destinasi wisata, seperti Yogyakarta dengan Kuala Lumpur, atau Manado dengan Kinabalu.

Selain itu, ujar dia, pihaknya juga menggencarkan program promosi bersama dan paket wisata.

Ia mengingatkan bahwa negara Thailand bisa menjaring turis hingga sekitar 34 juta orang per tahun, sehingga diharapkan Indonesia ke depannya juga bisa menjaring puluhan juta wisatawan mancanegara dalam satu tahun ke depannya.

Sebelumnya, Wakil Ketua Komisi X DPR Abdul Fikri Faqih menginginkan pemerintah dapat benar-benar fokus dalam mengembangkan potensi sektor pariwisata nasional apalagi melihat semakin banyak turis mancanegara yang tertarik berwisata ke sini.

"Saya pernah tanya seorang bule dari Inggris, kenapa tertarik datang kemari. Katanya, di sini semua ada. Hutan, sungai, gunung, laut, semuanya. Kita ini perlu memanfaatkan potensi yang diberikan Tuhan," kata Abdul Fikri Faqih.

Menurut dia, banyak pemandangan alam yang bisa dijual karena tidak kalah dengan yang dimiliki negara-negara lain, tetapi hal tersebut juga membuat kerap tidak fokus dalam mengelola obyek wisata tersebut.

Politisi PKS itu menyarankan pemerintah baik pusat maupun daerah perlu lebih fokus dan belajar merangkai, bagaimana agar potensi yang satu dengan yang lain bisa dikemas dengan baik dan menarik.

Ia juga menyebutkan, seni budaya dapat menjadi atraksi yang merupakan salah satu kunci pengembangan destinasi wisata, dapat dikembangkan menjadi sesuatu yang lebih menarik.

"Misalnya seni wayang, wayang seperti apa yang bisa masuk dengan trend kekinian yang menarik?" tanyanya memberi contoh salah satu hasil budaya.

Pewarta: M Razi Rahman
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2018