Jakarta (ANTARA News) - Wakil Presiden Jusuf Kalla menyayangkan keterlibatan anak-anak dalam aksi bom bunuh diri di sejumlah gereja dan Mapolrestabes di Surabaya pada Minggu dan Senin (13-14/5).

"Kita sangat menyayangkan (keterlibatan) anak-anak ini, begitu hebatnya cuci otak itu yang merusak seluruh bangsa ini. Kita ucapkan duka cita ada korban, yang melaksanakan (pelaku teror) tentu dapat ganjaran di akhirat," kata Wapres Kalla dalam acara Global Forum Asian Games 2018 di Hotel Atlet Centruy Jakarta, Selasa.

Wapres mengutuk perbuatan teror yang memakan korban jiwa, baik dari kalangan aparat kepolisian dan masyarakat sipil.

Kalla juga meminta kepada seluruh lapisan masyarakat untuk waspada dan melaporkan kepada polisi terkait segala sesuatu di sekitar yang mencurigakan.

"Dibutuhkan juga masyarakat, informasi apa pun yang bisa menghentikan atau mengawasi orang-orang yang mempunyai sifat yang sangat tercela. Polisi, TNI sudah melakukan hal sedemikian rupa, tetapi penduduk kita 200-an juta ini tidak bisa diawasi semua, maka harus saling awasi (yang mencurigakan)," tambahnya.

Terkait dengan rangkaian teror di Mako Brimob Kelapa Dua Depok dan Surabaya sejak Selasa pekan lalu (8/5) hingga Senin (14/5), Wapres menegaskan pelaku teror tersebut akan mendapatkan ganjaran setimpal di akhirat.

"Yang sekarang jadi perhatian, kita mau marah dan mengutuk apa yang terjadi minggu lalu dan minggu ini juga, teror bom di Jakarta dan Surabaya. Saya katakan, surga tidak mudah diperoleh. Saya yakin balasannya neraka dengan bunuh orang. Allah pasti memberikan hukuman setimpal," tegasnya.

Rangkaian aksi bom bunuh diri di Gereja Kristen Indonesia (GKI), Gereja Katolik Santa Maria Tak Bercela dan di Mapolrestabes Surabaya melibatkan anak-anak dan remaja sebagai pelaku teror.

Baca juga: Menteri Yohana: anak-anak korban bom akan direhabilitasi sosial
Baca juga: Anak korban ledakan bom di Surabaya meninggal di rumah sakit

Baca juga: Aisyiyah Jatim kecam aksi teror libatkan anak-anak

Pewarta: Fransiska Ninditya
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2018