Jakarta (ANTARA News) - Ketua Umum Partai Keadilan Rakyat Anwar Ibrahim menyatakan kunjungannya ke Jakarta hari ini adalah untuk memenuhi undangan mantan Presiden RI Bacharuddin Jusuf Habibie berkaitan dengan Peringatan 20 Tahun Reformasi.

Berdasarkan keterangan yang diunggah pada akun Facebook-nya, Minggu, tokoh perlawanan Malaysia itu mengatakan bahwa 1998 adalah tahun bersejarah bagi Malaysia dan Indonesia.

"21 Mei 1998 diingati rakyat Indonesia sebagai tarikh jatuhnya rejim orde lama (penguasa lama Orde Baru) dan bermulanya zaman peralihan kuasa serta pengukuhan institusi-institusi demokrasi yang berlaku dengan pentadbiran Presiden BJ Habibie," tulisnya.

Sementara rakyat Malaysia memperingati 2 September 1998 sebagai awal kejatuhan rezim Barisan Nasional yang jatuh setelah dua dekade kemudian pada 9 Mei 2018.

"Saya percaya pertemuan dan perbincangan dengan Presiden Habibie akan mengeratkan lagi hubungan di antara dua negara kita, serta memperkukuh iltizam melaksana agenda reformasi di Malaysia," tutur dia.

Baca juga: Anwar Ibrahim bebas

Pertemuan antara Anwar dan BJ Habibie berlangsung di kediaman Presiden RI ke-3 di kawasan Jakarta Selatan selama kurang lebih satu jam sebelum keduanya memberikan keterangan kepada media.

Anwar Ibrahim adalah tokoh politik senior yang sempat menjadi lawan politik Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad. Keduanya berselisih pada periode krisis Asia 1998 hingga Anwar yang saat itu menjabat menteri keuangan dan deputi perdana menteri dicopot dari jabatannya dan kemudian dipenjarakan oleh Mahathir.

Dalam Pemilu 2018, Anwar yang dibebaskan  16 Mei lalu setelah mendapat pengampunan dari Raja Malaysia, justru berkoalisi dengan Mahathir yang kembali dilantik sebagai perdana menteri pada usia 92 tahun.

Mahathir menyatakan akan menyerahkan kepemimpinannya kepada Anwar dalam dua tahun ke depan.

Baca juga: Mahathir ternyata tak mau cepat-cepat mundur demi Anwar Ibrahim

Pewarta: Yashinta Difa
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2018