Sampai saat ini progres sudah 25 persen ..."
Brebes (ANTARA News) - Perjalanan penumpang berkendaraan dari Pejagan ke Purwokerto ditargetkan dapat ditempuh kurang dari empat jam pada tahun depan saat proyek lintasan bawah tanah (underpass) Karangsawah, yang merupakan perlintasan kereta api sebidang di Kabupaten Bumiayu, Jawa Tengah, tepatnya di KM 114 telah selesai.

"Target akhir tahun ini rampung, sebelum Natal dan Tahun Baru," kata Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Pembangunan Underpass Karangsawah dan Jembatan Kali Pedes Alik Mustakim di Brebes, Jawa Tengah, Kamis.

Dengan rampungnya underpass tersebut, maka menurut dia, diharapkan nantinya tidak ada lagi perlintasan kereta api sebidang sehingga perjalanan Pejagan-Purwokerto bisa ditempuh dalam waktu kurang dari empat jam.

Terowongan yang sedang dibangun tersebut terletak sekitar 300 meter dari perlintasan jembatan Kali Pedes yang sudah berusia 41 tahun.

Proyek lintasan bawah tanah Karangsawah dikerjakan satu paket dengan jembatan Kali Pedes yang memiliki panjang total 850 meter.

Pada musim mudik tahun ini, ia mengemukakan, lintasan bawah tanah tersebut diwaspadai sebagai titik kritis paling rawan kemacetan di wilayah Brebes.

"Sebagai antisipasi, kami tetap memelihara kapasitas jalan eksisting, kapasitas jalan eksisting yang dilalui arus mudik tidak kami kurangi bahkan bahu jalan kami ratakan sehingga bisa juga dilalui pemudik," katanya.

Ia berharap langkah tersebut tidak menghambat dan tidak mengganggu arus mudik tahun ini.

Proyek tersebut memang terpaksa mundur dibandingkan 4 proyek fly over di Brebes yang lain.

"Sampai saat ini progres sudah 25 persen, ini karena ada beberapa penundaan perizinan dan teknis, termasuk kontrak mundur, izin perlintasan mundur sehingga kami sampaikan untuk musim mudik 2018 ini belum bisa fungsional untuk underpass Karangsawah ini," kata Alik.

Dari pantauan pihaknya di lapangan, kemacetan yang terjadi justru lebih banyak diakibatkan karena adanya aktivitas warga di sekitar Pasar Linggapura sehingga mengakibatkan perlambatan arus lalu lintas ke arah utara.

Menurut dia, tahun ini ada dua area yang berpotensi menjadi titik kemacetan di wilayah itu yakni di sekitar Dremoleng-Bumiayu, underpass karena ada perlintasan kereta api sebidang di mana saat padat perjalanan kereta api bisa mencapai 90 perjalanan per hari, yang artinya setiap lima hingga 10 menit ada penutupan palang pintu kereta api.

Titik kemaceran kedua, menurut dia, di Tonjong, lintasan bawah tanah Karangsawah.

Untuk mengantisipasinya, pihaknya berkoordinasi dengan aparat kepolisian sekaligus dari internal menyiapkan petugas, khususnya di paket Jembatan Pedes.

Di sekitar jembatan tua itu kini juga sudah diberi papan peringatan agar truk tidak berhenti di tengah jembatan karena dikhawatirkan jembatan akan ambrol.

Untuk mencegah antrean panjang yang merembet sampai ke jembatan, maka saat arus mudik disiapkan dua pos polisi, yaitu pertama di sebelah utara perlintasan kereta api dan di selatan Jembatan Kali Pedes.

Ia menambahkan pihaknya terus melakukan koordinasi dengan pemerintah daerah (pemda) dan kepolisian tentang pengaturan arus mudik di sekitar proyek itu.

Pewarta: Hanni Sofia
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2018