... Pidatonya di ruangan yang sangat mewah, sehingga gemanya tidak terdengar rakyat miskin yang tinggal di pelosok-pelosok desa di Indonesia...
Jakarta (ANTARA News) - Politisi Partai Golkar, Mukhammad Misbakhun, menilai Agus Yudhoyono (AHY) sebagai "pemain baru" di gelanggang politik nasioal dan belum berbuat sesuatu secara konkret, sehingga belum pantas mengkritik Presien Joko Widodo.

"Sungguh sangat aneh cara Mas AHY membuat pidato yang manipulatif dan mengkritik kebijakan Presiden Jokowi dengan mengatasnamakan rakyat," Misbakhun, melalui pernyataan tertulisnya, yang diterima di Jakarta, Minggu.

Misbakhun menyoalkan lokasi di mana pidato politik berupa kritik "sang pemain baru" kepada Jokowi itu dilancarkan. "Pidatonya di ruangan yang sangat mewah, sehingga gemanya tidak terdengar rakyat miskin yang tinggal di pelosok-pelosok desa di Indonesia," kata dia.

Menurut Misbakhun, kepala Komando Satuan Tugas Bersama DPP Partai Demokrat itu, belum memiliki nama dalam nomenklatur politik nasional tingkat tinggi, sehingga belum pantas mengkritik secara langsung Jokowi, yang telah menunjukkan karya nyata dari program kerjanya. 

Putra sulung Ketua Umum Partai Demokrat, Susilo Yudhoyono itu, kata Misbakhun, adalah "pemain baru" di panggung politik nasional  dan belum memiliki nomor punggung. "Sebagai 'pemain baru', Mas AHY belum berbuat sesuatu secara konkret yang manfaatnya dirasakan untuk rakyat dan negara. Bahkan, kontribusi AHY bagi Partai Demokrat pun belum terlihat," katanya.

Misbakhun, anggota DPR dari daerah pemilihan Jawa Timur II yakni Kabupaten/Kota Pasuruan dan Kabupaten/Kota Probolinggo ini menilai, yang konret dari AHY baru rekam jejaknya sebagai prajurit TNI. "Mas AHY di panggung politik belum menjadi siapa-siapa, dia juga masih harus membuktikan prestasi dan hasil kerja kepada partainya,” kata Misbakhun.

Anggota Komisi XI DPR ini juga mencontohkan tingkat penerimaan masyarakat terhadap AHY pada pilkada DKI Jakarta tahun 2017 yakni memperoleh suara 17,5 persen dan berada posisi terbawah dari tiga pasagan calon gubernur dan calon wakil gubernur. 

"Kini Mas AHY ingin tampil di panggung politik nasional. Saran saya, Mas AHY sebaiknya belajar dulu kepada adiknya, Edhi Baskoro Yudhoyono atau Mas Ibas. Bagaimanapun Mas Ibas sudah terbukti dua kali terpilih sebagai anggota DPR dan kini menjadi ketua Fraksi Partai Demokrat di DPR," kata Misbakhun.

Sebagai ketua Fraksi Partai Demokrat DPR, Misbakhun melihat, Ibas terlihat mampu membangun komunikasi politik yang baik dengan fraksi-fraksi lain di DPR, sehingga  terbangun komunikasi yag positif dalam isu-isu politik penting di DPR RI. 

Misbakhun juga mengingatkan AHY membuktikan kemampuannya dalam mengangkat suara Partai Demokrat pada pemilu 2019 yang perolehan suaranya merosot pada pemilu 2014, dibandingkan dengan perolehan suara pada pemilu 2009.

Sebelumnya, AHY pada 9 Juni lalu menyampaikan pidato politik bertajuk, "Mendengarkan Suara Rakyat di JCC Senayan, Jakarta.

Dalam pidato berdurasi sekitar 40 menit itu, AHY mengkritik lima hal pada pemerintahan Presiden Joko Widodo, yakni rendahnya daya beli masyarakat, kenaikan tarif dasar listrik, berkurangnya lapangan kerja, maraknya tenaga kerja asing, serta revolusi mental.

Pewarta: Riza Harahap
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2018