Gerakan `Ayo Menanam, Menanam dan Menanam Untuk Anak-Cucu Kita`, merupakan ibadah jariah dan cermin perilaku ramah lingkungan."
Pelaihari, Kalsel (ANTARA News) - Gubernur Kalimantan Selatan, Sahbirin Noor mengatakan Gerakan Revolusi Hijau adalah program prioritas permanen atau abadi bagi pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan sebagai upaya memperbaiki dan meningkatkan kualitas lingkungan.

"Gerakan `Ayo Menanam, Menanam dan Menanam Untuk Anak-Cucu Kita`, merupakan ibadah jariah dan cermin perilaku ramah lingkungan," katanya di Pelaihari, Rabu.

Hal itu disampaikan gubernur usai acara peletakan batu pertama pembangunan gedung baru sekaligus melakukan penanaman seribu bibit pohon pertama dalam rangka revolusi hijau, di Lingkungan madrasah se-Kalsel, di Kampus MAN Insan Cendekia Tanah Laut, Kalimantan Selatan.

Gubernur menyampaikan selamat dan apresiasinya kepada Kementerian Agama Provinsi Kalimantan Selatan dan MAN Insan Cendikia Tanah Laut atas?terselenggaranya program revolusi hijau tersebut.

"Pembangunan gedung baru ini, untuk menunjang proses kelancaran belajar mengajar di kampus ini, semoga semuanya berjalan dengan lancar," katanya.

Revolusi hijau, merupakan program yang akan selalu menjadi prioritas Pemprov Kalsel, dengan tujuan meningkatkan kualitas lingkungan melalui gerakan "Ayo Menanam, Menanam dan Menanam Untuk Anak-Cucu Kita".

"Saya pribadi dan selaku pemerintah daerah sangat merespon positif kegiatan penghijauan seperti ini, apalagi kebiasaan menanam sudah terapkan sedini mungkin atau usia muda," katanya.

Pada kesempatan tersebut, gubernur juga mengajak seluruh masyarakat, untuk terus melakukan kebiasaan menanam atau melakukan penghijauan.

"Ayo kita tanamkan kebiasaan menanam dalam diri kita, semoga dengan slogan menanam, menanam dan menanam untuk anak cucu kita, bisa menjadi penyemangat walaupun nantinya kita tidak bisa menikmati hasilnya, setidaknya ada yang diwariskan kepada anak cucu kita nantinya," tandasnya.

Sebagaimana diketahui, luas lahan kritis di Kalsel berdasarkan data Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai dan Hutan Lindung Barito tahun 2015, mencapai 640.708 hektare.

Berdasarkan data tersebut, diperlukan langkah kongkret dari pemerintah provinsi dan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI merehabilitasinya.

Salah satu program yang dilakukan, untuk mengatasi lahan kritis tersebut adalah turut menggaungkan Gerakan Revolusi Hijau dengan kegiatan rehabilitasi lahan kritis dan penghijauan.

Pewarta: Ulul Maskuriah
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2018