Aquapond ini adalah kolam retensi yang berfungsi untuk penanggulangan banjir
Makassar, 26/7 (ANTARA News) - Badan Kerja Sama Internasional Jepang (JICA) membangun Aquapond pertama di Indonesia untuk membantu penanggulangan banjir di Kota Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel) khususnya di areal depan Kantor Gubernur Sulsel.

"Aquapond` ini adalah kolam retensi yang berfungsi untuk penanggulangan banjir, teknologi ini umum digunakan di mall, perkantoran, maupun kompleks perumahan di Jepang," kata Staf Ahli JICA Pengembangan Infrastruktur Ibrahim Jamaluddin pada pemaparan pembangunan fasilitas tersebut di Makassar, Kamis.

JICA kemudian menunjuk PT Yamau untuk melakukan konstruksi Aquapond dengan anggaran Rp19,4 miliar tersebut di dalam kompleks Kantor Gubernur Sulsel, tepatnya di halaman depan gedung utama kantor tersebut.

Ia mengatakan, sejak tahun 2014, pihaknya telah melakukan survei ke beberapa kota besar di Indonesia seperti Jakarta, Surabaya, Bandung, dan Makassar. Pihaknya, akhirnya memutuskan memilih Makassar sebagai lokasi proyek percontohan pembangunan Aquapond ini.

"Salah satu alasannya adalah terjalin komunikasi yang baik dengan pemerintah provinsi, pemerintah kota, dan pihak universitas yang memudahkan pelaksanaan program ini," imbuhya.

Pihaknya kemudian melakukan audiensi ke Gubernur Sulsel saat itu, Syahrul Yasin Limpo, dan Wali Kota Makassar Moh. Ramdhan Pomanto, yang dilanjutkan dengan studi kelayakan, dan JICA memberikan pendanaan.

"Ada sembilan titik yang disurvei, sehingga setelah berdiskusi, dipilih kantor gubernur dengan beberapa pertimbangan. Pada prinsypnya, memang di daerah kantor gubernur ada terjadi cekungan, disinilah muncul ide, bagaimana cekungan itu ditangkap untuk dibuat Aquapond," jelasnya.

Aquapond yang konstruksinya akan dimulai pada April 2019 tersebut dirancang mampu menampung air 90 persen, dan bisa menanggung beban berjalan hingga 25 ton sehingga di atasnya bisa dibuat parkiran atau taman.?

"Dimensinya direncanakan panjang 70 meter, lebar 8 meter dan ketinggian 2 meter, diperkirakan dapat menampung hujan deras selama tiga jam di sekitar areal tersebut," kata dia.

Nantinya setelah rampung, fasilitas ini akan diserahkan kepada Pemprov Sulsel untuk pengelolaan dan pemeliharaan pada 2020.

Sementara Kepala Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air, Cipta Karya, dan Tata Ruang Sulsel Andi Darmawan Bintang mengatakan dibutuhkan proses yang panjang sebelum rapat pemaparan yang menandai dimulainya proses pembangunan fasilitas tersebut dilakukan.

"Rapat ini sudah didahului beberapa penandatanganan nota kesepahaman," kata dia.

Pembangunan Aquapond ini, kata dia,bukan merupakan hal baru dalam konteks menyelesaikan persoalan banjir.

"10 tahun lalu Jepang pernah mengeksplore bahwa untuk mengatasi banjir bisa menggunakan kolam retensi, sebelumnya dilakukan Memorandum of Discussion (MoD) antara Jepang dan Indonesia, dilanjutkan dengan MoU antara Pemprov dan JICA," jelasnya.

Pihaknya optimistis, pembangunan Aquapond ini akan membantu menanggulangi banjir tahunan yang terjadi di depan Kantor Gubernur Sulsel yang merupakan salah satu jalan protokol di Kota Makassar.

Baca juga: Jepang bantu Manado wujudkan radio deteksi bencana

Baca juga: Jepang beri Indonesia "busa ajaib" untuk perangi asap

Pewarta: Nurhaya J Panga
Editor: Subagyo
Copyright © ANTARA 2018