Saya sudah siap-siap bawa balsem, buat digosok-gosok di badan, saya juga bawa bekal sedikit mi instan, abon, dan sambel pecel, `mbokan kangen karo` (kangen dengan, red.) sambel.
Purwokerto, (ANTARA News) - Tidak lama lagi, Achmadi yang telah berumur 91 tahun itu akan merasakan pengalaman pertamanya menaiki pesawat terbang.

Tidak tanggung-tanggung, burung besi pertama yang dia tumpangi akan membawanya ke Tanah Suci.

Perjalanan itu sudah dia nantikan selama 20 tahun. Dia menabung sedikit demi sedikit dari penghasilannya sebagai petani.

Pada 2018, pria kelahiran 14 Juni 1927 dengan alamat Dusun Gumelar Lor, Desa Tambak Randegan, Kecamatan Wangon, Kabupaten Banyumas, bersama dengan isterinya itu, bersiap menunggu jadwal keberangkatan ke Tanah Suci.

"Deg-degan mau naik pesawat, tapi hanya bisa pasrah, Bismillah saja," katanya.

Jadwal keberangkatan ke Tanah Suci yang tinggal hitungan hari, membuatnya sangat bersemangat, termasuk saat menghadiri pelaksanaan praktik massal manasik haji tingkat Kabupaten Banyumas di GOR Satria Purwokerto, Kamis pagi.

Dia datang pagi-pagi sekali, jalannya tegap meski perlahan-lahan, mengingat usianya tidak lagi muda. Isterinya, Sartoyah (75) dengan setia ikut melangkah di sebelahnya.

Dia dan isterinya mengikuti seluruh rangkaian praktik massal manasik haji, sejak awal hingga akhir. Tidak tampak kelelahan berarti di wajahnya yang penuh keriput.

Meskipun sudah berusia 91 tahun dan secara resmi dinyatakan sebagai calon haji paling tua, asal wilayah Banyumas tahun keberangkatan 2018, Dinas Kesehatan setempat menyatakan kondisi kesehatannya baik.

Dia mengaku tidak memiliki riwayat diabetes, jantung, dan berbagai penyakit kronis lainnya.

Kendati demikian, untuk keberangkatan ke Tanah Suci nanti, dirinya sudah menyiapkan obat-obatan pribadi untuk berjaga-jaga.

Selain itu, dia dan isterinya juga sudah menyiapkan bekal beberapa bungkus mi instan, abon, dan sambal pecel.

"Saya sudah siap-siap bawa balsem, buat digosok-gosok di badan, saya juga bawa bekal sedikit mi instan, abon, dan sambel pecel, `mbokan kangen karo` (kangen dengan, red.) sambel," katanya.

Sementara itu, berdasarkan data dari Kantor Kementerian Agama Kabupaten Banyumas, Provinsi Jawa Tengah, Achmadi bin Moh Japar (91) merupakan calon haji tertua asal Banyumas tahun keberangkatan 2018.

Sementara, calon haji termuda berusia 18 tahun, yaitu Aulia Fikriatin Najah binti Taufik Asrori kelahiran 8 Mei 2000, asal Randegan, Kecamatan Tambak.


Diberangkatkan

Kepala Seksi Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kantor Kementerian Agama Banyumas Amirudin mengatakan berdasarkan pendataan terkini, calon haji yang siap diberangkatkan berjumlah 1.112 orang.

Seharusnya calon haji yang akan diberangkatkan 1.114 orang, dengan rincian 504 laki-laki dan 610 perempuan.

Namun, dalam satu bulan terakhir ini, pihaknya telah menerima laporan terkait dengan dua calon haji asal wilayah setempat yang meninggal dunia sebelum jadwal keberangkatan ke Tanah Suci.

Pekan lalu, masuk laporan bahwa calon haji atas nama Siti Maliah berusia 53 tahun meninggal dunia karena penyakit jantung.

Pada awal Juli 2018, juga masuj laporan tentang satu orang calon haji meninggal dunia atas nama Sundari berusia 52 tahun karena sakit diabetes.

Dia juga menjelaskan berdasarkan peraturan yang berlaku, calon haji yang meninggal dunia sebelum sempat berangkat ke Tanah Suci bisa digantikan oleh ahli warisnya.

Apabila ada calon haji yang meninggal dunia setelah melakukan pelunasan Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji (BPIH), kata dia, maka bisa digantikan ahli warisnya.

Kendati demikian, ahli waris dari Siti Maliah dan Sundari baru bisa diberangkatkan pada 2019.

Pasalnya, ahli waris tersebut tidak memungkinkan diberangkatkan pada 2018 mengingat waktu keberangkatan sudah hampir dekat, yaitu pertengahan Agustus, sedangkan ahli waris tersebut belum mengurus dokumen, visa, dan lain sebagainya sehingga kemungkinan besar ikut keberangkatan pada 2019.

Kantor Kementerian Agama Kabupaten Banyumas akan memberangkatkan jamaah calon haji asal wilayah tersebut mulai 13 Agustus 2018.

Panitia daerah akan mengantar jamaah calon haji dari Pendopo Kabupaten Banyumas hingga Asrama Haji Donohudan.

Sejumlah pihak yang akan ikut mengantar ke Asrama Haji Donohudan, antara lain panitia daerah terdiri atas perwakilan Pemkab Banyumas, Kemenag, hingga Polri.

Jamaah calon haji asal Kabupaten Banyumas akan terbagi dalam beberapa kelompok terbang, yakni Kloter 89, Kloter 90, Kloter 91, Kloter 92, dan Kloter 93.

Kemenag Banyumas kembali mengingatkan seluruh calon haji agar senantiasa menjaga kondisi kesehatan agar dapat berangkat sesuai jadwal yang telah ditentukan, mengingat waktu keberangkatan yang makin dekat.

Terlebih lagi, saat ini jadwal keberangkatan calon haji ke Tanah Suci sudah ditentukan, sehingga mereka harus menyiapkan segala sesuatunya dengan baik, termasuk kondisi fisik agar tetap sehat dan bugar hingga waktu keberangkatan.

Kantor Kemenag Banyumas berharap, seluruh proses pemberangkatan jamaah calon haji akan berjalan lancar.

Kantor ini juga berjanji akan terus meningkatkan kualitas layanan kepada jamaah calon haji asal Banyumas.

Baca juga: Astipah jadi calhaj tertua Kota Probolinggo

Baca juga: Calon haji tertua asal Kabupaten Kepulauan Meranti berumur 88 tahun

 

Pewarta: Wuryanti Puspitasari
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2018