Kalau sudah besar aku ingin seperti cici (kakak) Lindswell, bisa ikut banyak kejuaraan seperti SEA Games, kejuaraan dunia dan juga Asian Games.
Jakarta (ANTARA News) - Keisya Azahra sudah berlatih wushu sewaktu dirinya berusia empat tahun, kini perempuan berusia 11 tahun tersebut telah banyak menorehkan prestasi baik tingkat nasional maupun internasional

Tidak seperti atlet seniornya yang terjun ke dunia wushu karena suka dengan film-film laga Cina, Keisya menekuni wushu karena sang mama senang dengan olahraga yang dipelajari oleh aktor laga Jet Li.

"Awalnya aku enggak suka sama wushu, karena wushu sepertinya keras dan enggak cocok sama aku. Ternyata setelah ikut percobaan aku malah suka," kata perempuan yang saat ini duduk dibangku lima SD itu.

Dia mengatakan berlatih wushu sekarang sudah menjadi salah satu hobinya, selain mendengarkan lagu-lagu K-POP. Dia juga berlatih wushu selama enam hari dalam seminggu.

Jika sedang liburan panjang, Keisya suka kangen untuk latihan olahraga yang berasal dari negeri tirai bambu tersebut.

Salah satu alasan yang membuatnya menyukai wushu karena setiap orang dapat mempunyai karakter dan jurus yang berbeda-beda.

"Wushu itu keren, soalnya setiap orang bisa berbeda-beda jurusnya. Aku dan teman-temanku tidak ada yang sama," kata penggemar BTS, Black Pink dan EXO tersebut.

Selain itu pakaian wushu yang indah dan berwarna-warni juga membuatnya merasa betah untuk terus menekuni olahraga tersebut.

"Kalau yang lain seperti karate kan bajunya warna putih saya, kalau wushu bisa berwarna-warni. Aku senangnya baju warna pink, hijau, ungu dan hitam," kata dia antusias.

Setiap pertandingan, mamanya akan selalu membuatkan baju untuknya, sementara dia bertugas untuk memilih warna yang disukainya.

Dari banyak jurus di dalam wushu, dia mahir dalam jurus tangan kosong nanquan atau pukulan pendek aliran selatan, jurus senjata pendek dengan golok tunggal dan juga senjata panjang dengan toya.

Dara kelahiran 11 Februari 2007 itu juga lihai menggunakan senjata double stick dan kipas, yang merupakan jurus tradisional wushu. Namun yang paling disenanginya adalah jurus tangan kosong dan dengan senjata toya.

"Aku suka toya karena senjatanya panjang, kalau tangan kosong karena gerakannya setiap orang berbeda-beda," jelas dia.

Kini di bawah sasana wushu Inti Bayangan, dia telah mengikuti berbagai kompetisi dan menjuarainya. Seperti juara II Dao Shu, juara II nanquan, dan juara III gun shu (toya) di Zhengzhou China International Shaolin Wushu.

Prestasinya paling teranyar adalah mendapat perunggu pada Kejuaraan Kungfu Dunia ke-7 pada 2017.

Dari semua pertandingan yang diikutinya, kejuaraan di Zhengzhou China Internastional Shaolin Wushu pada 2014 adalah yang paling berkesan, karena itu adalah pertama kalinya dia mengikuti kompetisi internasioal dan dia langsung mendapat medali, selain itu kala itu adalah pertama kalinya dia ke luar negeri.

Menurut dia, saat bertanding apalgi menghadapi lawan-lawan dari luar negeri dia merasa gugup, tapi perasaan itu seketika hilang saat dia memeragakan jurus-jurus tersebut di depan juri.

"Pasti setiap mau bertanding itu aku grogi. Tapi ya aku tarik nafas aja, kalau udah meragakan jurus juga sudah hilang. Tetapi selesai bertanding aku gugup lagi karena menunggu hasilnya," kata Keysa yang selalu menargetkan juara saat bertanding.

Agar menang di kompetisi, khusunya pada jurus tangan kosong, dia mempunyai kiat khusus yaitu harus terlihat seram.

"Kalau mau buat wajah jadi seram gak susah kok. Aku pelototin aja mata aku, udah deh seram. Terus jangan senyum, kalau senyum mukanya enggak garang,"kata dia.

Dengan bakat yang dia miliki, Keysa pun ingin mengikuti jejak atlet wushu Indonesia Lindswell Kwok yang baru saja mendapat medali emas di ajang Asian Games 2018.

Dia pun berharap dapat mengikuti berbagai kompetisi bergengsi seperit kejuaraan dunia, SEA Games hingga Asian Games seperti idolanya, Lindswell

"Kalau sudah besar aku ingin seperti cici (kakak) Lindswell, bisa ikut banyak kejuaraan seperti SEA Games, kejuaraan dunia dan juga Asian Games. Aku juga ingin belajar taichi seperti Lindswell, sepertinya taichi itu bagus karena gerakannya indah dan dia pelan," kata dia.

Lindswell merupakan salah satu atlet wushu yang menunjukan prestasi luar biasa di tingkat internasional, dan menjadi "tulang punggung" cabang wushu untuk mendapatkan medali emas pada Asia Games 2018.

Dia menjadi langganan peraih emas di beberapa kejuaraan dunia sejak 2009 di nomor Taijiquan dan Taijijian putri.

Perempuan kelahiran Medan 24 September 1991 itu telah menyumbangkan emas bagi Indonesia di berbagai ajang bergengsi seperti World Wushu Championship di Rusia pada tahun 2017 dan SEA Games di Malaysia di tahun yang sama.

Setelah menyelesaikan tugasnya di Asian Games 2018, Lindswell berencana untuk pensiun karena lutut kaki kanan dan kirinya cidera, sehingga dia ingin fokus untuk menyebuhkannya.

Sesudah pensiun keinginan yang sangat mulia, yaitu menjadi pelatih wushu, dengan harapan cuma satu, agar prestasi wushu Indonesia semakin unggul di kancah dunia.

Baca juga: Lindswell, emas dan pensiun sebagai atlet wushu

Baca juga: Presiden Jokowi sebut Lindswell Kwok sebagai Ratu Wushu Asia

Pewarta: Aubrey Kandelila Fanani
Editor: Junaydi Suswanto
Copyright © ANTARA 2018