Merauke, Papua (ANTARA News) - Ketua Umum Gerakan Pemuda Ansor Yaqut Cholil Qoumas menegaskan Kirab Satu Negeri tidak terkait dengan pemilihan presiden, apalagi dukung mendukung calon presiden-calon wakil presiden.

"Kirab ini murni kegiatan untuk membangkitkan kembali rasa kebangsaan, perasaan satu Indonesia," kata Yaqut usai melepas peserta kirab di Tugu Pepera, Merauke, Minggu.

Menurut Yaqut, kirab itu juga bukan bentuk konsolidasi terkait dipilihnya Rais Aam PBNU KH Ma'ruf Amin sebagai calon wakil presiden pendamping Joko Widodo.

Penyelenggaraan kirab bendera Merah Putih, ia menjelaskan, dilatarbelakangi keprihatinan akan adanya kelompok yang ingin mengubah atau merusak konsensus kebangsaan Indonesia serta menggunakan agama sebagai alat politik dan sumber konflik.

"Gejala ini sudah kami tangkap sejak Pilkada DKI yang lalu, jauh sebelum Kiai Ma'ruf Amin ditetapkan sebagai cawapres Pak Jokowi," kata Yaqut, anggota DPR RI dari Fraksi PKB.

GP Ansor pada Minggu menggelar Kirab Satu Negeri secara serentak dari lima titik terdepan Indonesia, yakni Merauke (Papua), Rote (Nusa Tenggara Timur), Miangas (Sulawesi Utara), Nunukan (Kalimantan Utara), dan Sabang (Aceh).

Kirab yang diikuti 1945 peserta menurut rencana berakhir 26 Oktober di Yogyakarta, tempat Apel Kebangsaan yang melibatkan sekitar 100.000 anggota Banser dan dihadiri Presiden RI Joko Widodo.

Rangkaian kirab meliputi pembentangan bendera Merah Putih sepanjang 1,5 kilometer di wilayah perbatasan RI dengan Papua Nugini di Skouw, Jayapura, Senin (17/9).

Baca juga: Kirab Satu Negeri Ansor dimulai dari Tugu Pepera Merauke
 

Pewarta: Sigit Pinardi
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2018