Jombang (ANTARA News) - Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Sirodj kembali mengingatkan adanya tantangan bukan hanya lokal dalam negeri, tentang akhlak, akidah, melainkan juga ada tantangan kezaliman internasional, sehingga NU juga berupaya keras untuk mengedukasi demi meminimalisir efeknya.

"Ikut menentukan jalan negara ini, ikut berperan menentukan arah kebijakan politik negara ini. Tantangan kita kezaliman di depan mata. Tadi Kiai Marzuki, Kiai Anwar Iskandar, Gus Ipul berbicara tentang akidah, akhlak, dan sebagainya. Ini saya sampaikan tantangan kezaliman internasional," katanya di sela-sela pelantikan PWNU Jatim masa khidmat 2018-2023 di Pondok Pesantren Mamba`ul Ma`arif, Desa Denanyar, Kecamatan/Kabupaten Jombang, Selasa.

Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) melantik secara resmi Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur, masa khidmat 2018-2023 dan meminta agar seluruh warga nahdliyin mewaspadai berbagai macam tantangan baik skala nasional maupun internasional.

Ia mengungkapkan, tantangan itu misalnya di kezaliman di bidang politik, dimana yang namanya anggota tetap dewan keamanan PBB, Amerika, Inggris, Perancis, Rusia, dan China, mempunyai hak veto yang bisa membatalkan keputusan sidang raya yang sudah disetujui ratusan negara anggotanya, namun bisa batal hanya karena Amerika tidak setuju.

Contoh lain kezaliman di bidang ekonomi, dimana yang namanya untuk pertambangan bukan Indonesia yang mempunyai hak untuk menentukan harga minyak, emas, nikel, timah, batu bara, padahal Indonesia sebagai penghasil barang tambang tersebut.

Lebih lanjut, ia mengatakan kezaliman lainnya juga terjadi di moneter. Dulu yang menjadi kontrol uang kertas adalah emas, lama-lama sering terjadi keributan akhirnya kesepakatan bukan emas melainkan dollar. Dan, kezaliman lainnya adalah di bidang pendidikan, dimana ilmu, ilmiah itu jika referensinya Amerika, Eropa. Kalau referensinya Ibnu Sina, Ibnu Rusyd, ditolak, karena dinilai bukan ilmiah.

Untuk itu, ia juga mengingatkan pada seluruh warga nahdliyin terutama pengurus tentang berbagai macam tantangan tersebut dan kesiapan menghadapinya. Ia juga mengucapkan selamat dan berharap seluruh pengurus amanat.

Sementara itu, Wakil Gubernur Jawa Timur Saifullah Yusuf juga mengucapkan selamat atas pelantikan pengurus yang baru tersebut. Namun, ia juga meminta agar seluruh nahdliyin, terutama badan otonom dari NU ikut serta menjaga negara, terlebih lagi dalam waktu dekat ada agenda Pemilu 2019.

"Kita harus ciptakan iklim yang sehat. Jatim kemarin pilkada serentak dan lancar, mudah-mudahan pemilu presiden lancar. Mungkin ada persaingan, tapi harus bisa mengendalikan diri," kata dia.

Dalam pelantikan itu, dihadiri Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Sirodj, Wakil Gubernur Jawa Timur Saifullah Yusuf, serta sejumlah pejabat lainnya. Proses pelantikan dimulai dengan adanya penampilan dari grup hadrah, dilanjutkan dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya dan "Syubbanul Wathon" atau Cinta Tanah Air yang dipandu oleh grup paduan suara diiikuti semua peserta pelantikan.

Kegiatan itu dilanjutkan dengan pembacaan SK dari PBNU disertai dengan penyebutan nama para pengurus, dilanjutkan proses baiat, pelantikan, serta beragam sambutan.

Pewarta: Destyan H. Sujarwoko
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2018