Bandarlampung (ANTARA News) - Gunung Anak Krakatau di Selat Sunda, Kabupaten Lampung Selatan, Lampung sepanjang Jumat (21/9) hingga Sabtu dini hari dilaporkan mengeluarkan 44 kali letusan hingga ketinggian 600 meter dari puncaknya dengan warna asap hitam.

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), dalam keterangan tertulisnya, di Bandarlampung, Sabtu, menyebutkan, berdasarkan laporan aktivitas Gunung Anak Krakatau oleh Deny Mardiono AMd, petugas Kementerian ESDM, Badan Geologi, PVMBG Pos Pengamatan Gunung Api Anak Krakatau, periode 21 September 2018 pukul 00.00 sampai dengan 24.00 WIB, teramati 44 kali letusan dengan tinggi 100-600 meter dan warna asap hitam.

Visual pada malam hari dari CCTV teramati sinar api dan aliran pijar ke arah selatan. Terdengar suara dentuman dan dirasakan getaran dengan intensitas lemah di pos Pengamatn Gunung Anak Krakatau menunjukkan ambak laut tenang.

Gunung jelas hingga kabut 0-III. Asap kawah teramati berwarna putih dan kelabu dengan intensitas tipis hingga tebal dan tinggi 50-200 meter di atas puncak kawah.

Kondisi Gunung Anak Krakatau (338 mdpl) sepanjang pengamatan cuaca cerah, mendung, dan hujan. Angin bertiup lemah ke arah timur dan barat. Suhu udara 22-29 derajat Celsius, kelembapan udara 70-92 persen, dan tekanan udara 0-0 mmHg.

Sedangkan kondisi kegempaan (letusan) 253 kali, amplitudo 41-52 mm, durasi: 23-410 detik. Tremor Menerus (Microtremor) terekam dengan amplitudo 4-53 mm (dominan 45 mm).

Kesimpulan tingkat aktivitas Gunung Anak Krakatau Level II (Waspada), sehingga direkomendasikan masyarakat/wisatawan tidak diperbolehkan mendekati kawah dalam radius 2 km dari kawah.

Baca juga: Gunung Anak Krakatau keluarkan 56 kali letusan

Pewarta: Budisantoso Budiman
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2018