Jakarta (ANTARA News) - Peneliti Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Luky Sandra Amalia menilai dukungan Yenny Wahid pada paslon presiden dan wakil presiden Joko Widodo-Ma'ruf Amin penting karena turut mempengaruhi kaum nahdliyin.

Apalagi ayahanda Yenny Wahid, mendiang KH Abdurrahman Wahid, merupakan pendiri PKB yang memiliki basis massa tidak dapat dilepaskan dari Nahdlatul Ulama (NU), yakni organisasi massa Islam yang paling besar di Indonesia hingga kini.

"Apa pun yang diputuskan keluarga itu memang menjadi penting bagi mereka kaum nahdliyin yang masih patuh pada kyainya," kata dia di Jakarta, Kamis.

Dukungan keluarga Abdurrahman Wahid, kata Luky Sandra, semakin memperluas basis massa dari nahdliyin yang akan diperoleh pasangan nomor urut 01 Jokowi-Ma'ruf, selain dari PKB dan PPP yang sudah merapat.

Ia menuturkan meski suami Yenny Wahid merupakan kader Partai Gerindra, Yenny keluar dari paradigma patriarkal dan memiliki pandangan politik sendiri yang mungkin berbeda dengan suaminya.

Terkait tarik menarik keluarga mendiang KH Abdurrahman Wahid oleh kubu pasangan capres-cawapres Jokowi-Ma'ruf dan Prabowo-Sandiaga, Luky menilai hal tersebut wajar apalagi hanya terdapat dua paslon dalam kontestasi Pilpres 2019.

"Dengan adanya deklarasi yang kemarin sudah pasti resmi suara keluarga Gus Dur bisa menarik massa nahdliyin ke kubu Jokowi. Klaim awal akan selesai dengan deklarasi kemarin itu," ucap Luky.

Sebelumnya, Yenny Wahid dan sembilan anggota Konsorsium Kader Gus Dur mendeklarasikan dukungan terhadap pasangan Jokowi-Ma'ruf Amin.
 
Sembilan anggota Konsorsium Kader Gus Dur yang menyatakan dukungan terhadap pasangan Jokowi-Ma'ruf adalah Barikade Gus Dur, Forum Kiai Kampung Nusantara, Garis Politik Al Mawardi, Gerakan Kebangkitan Nusantara, Satuan Mahasiswa Nusantara, Millenial Political Movement, Komunitas Santri Pojokan, Jaringan Perempuan untuk NKRI, dan Forum Profesional Peduli Bangsa.

Baca juga: Pengamat ini bilang dukungan Yenny Wahid kepada Jokowi-Ma'ruf tidak terlalu berpengaruh

Pewarta: Dyah Dwi Astuti
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2018