Kalau mereka ingat ada kepantasan-kepantasan yang harus dia pegang, dia akan malu melakukan sesuatu jika salah. Malu kalau melakukan sesuatu yang salah.
Jakarta, (ANTARA News) - Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengatakan pendidikan budi pekerti dapat ditanamkan kepada anak-anak untuk memahami hak asasi manusia.
   
"Kita ajak anak-anak, kita ajak belajar karena sebenarnya investasi kita yang paling bagus itu dimulainya dari mereka itu, agar mereka ingat," kata Ganjar usai penandatanganan MoU Festival HAM Indonesia 2018 di Gedung Komnas HAM, Jakarta pada Rabu.
   
Menurut Ganjar, festival itu nantinya dapat mengajak tidak hanya orang dewasa namun juga anak-anak. Nilai-nilai HAM yang dipahami oleh anak-anak akan menjadi kontrol diri pribadi masing-masing untuk mengimplementasikan HAM.
   
"Kalau mereka ingat ada kepantasan-kepantasan yang harus dia pegang, dia akan malu melakukan sesuatu jika salah. Malu kalau melakukan sesuatu yang salah. Ada kemampuan pengendalian pribadi yang dijadikan nilai bersama," ujar Ganjar.
   
Sementara itu, Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko menilai perlu ada model-model baru untuk mempromosikan implementasi penegakan HAM. "Saya berpesan festival ini bisa melibatkan anak-anak mulai dari sekolah, melibatkan berbagai kalangan bahkan TNI Polri bisa diundang di situ sehingga ini menjadi tempat, laboratorium atau ruang pameran bagaimana HAM bisa diaplikasikan di lapangan dan semuanya dapat menikmati serta menjalankan dengan sebaik-baiknya," kata Moeldoko.
   
Festival yang dilaksanakan di Gedung Adipura Wonosobo itu akan mengangkat tema "Merawat Keragaman, Memperkuat Solidaritas Menuju Indonesia yang Inklusif dan Berkeadilan". Festival itu merupakan kegiatan tahunan berskala internasional yang telah berlangsung selama empat tahun berturut-turut.
   
Acara itu diselenggarakan atas kerja sama Komnas HAM, Kantor Staf Presiden, INFID, Pemerintah Provinsi Jawa Tengah dan Pemerintah Kabupaten Wonosobo. *

Baca juga: Kemenko PMK upayakan hak anak berkebutuhan khusus terpenuhi

Baca juga: KPAI terima 1.885 pengaduan hingga Juli 2018



 

Pewarta: Bayu Prasetyo
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2018