Pertumbuhan ekonomi global diproyeksikan mencapai 3,7 persen pada 2018 dan 2019 atau 0,2 persen lebih rendah dari perkiraan sebelumnya pada Juli
Washington (ANTARA News) - Dana Moneter Internasional (IMF) memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi global tahun ini dan tahun depan, karena ketegangan perdagangan yang meningkat dapat menghambat sentimen bisnis dan memicu volatilitas pasar keuangan.

Dalam laporan World Economic Outlook yang diperbarui dan dirilis di situs IMF pada Senin (8/10), pemberi pinjaman internasional yang berbasis di Washington itu mengatakan pertumbuhan ekonomi global diproyeksikan mencapai 3,7 persen pada 2018 dan 2019 atau 0,2 persen lebih rendah dari perkiraan sebelumnya pada Juli.

"Risiko-risiko aspek negatif terhadap pertumbuhan global telah meningkat dalam enam bulan terakhir dan potensi kejutan aspek-aspek positif telah berkurang," kata laporan itu seperti dikutip dari Xinhua, seraya menambahkan ekspansi ekonomi telah menjadi kurang seimbang dan mungkin telah mencapai puncaknya di beberapa negara besar.

IMF mempertahankan perkiraan pertumbuhan 2,4 persen untuk negara-negara maju pada 2018, sementara menurunkan perkiraannya untuk ekonomi negara-negara tersebut pada 2019 menjadi 2,1 persen atau 0,1 persen lebih rendah dari perkiraan pada Juli.

Pertumbuhan di negara-negara sedang berkembang atau emerging markets dan negara-negara berkembang diproyeksikan mencapai 4,7 persen pada 2018 dan 2019, atau masing-masing 0,2 persen dan 0,4 persen lebih rendah dari perkiraan sebelumnya pada Juli.

IMF mempertahankan perkiraan pertumbuhan untuk China pada 6,6 persen tahun ini, sementara memangkas proyeksi untuk pertumbuhan China tahun depan menjadi 6,2 persen atau turun 0,2 persen dari tiga bulan lalu.

Ketika Amerika Serikat secara sepihak mengenakan tarif tambahan pada beberapa mitra dagang utamanya dalam beberapa bulan terakhir, IMF memperingatkan bahwa peningkatan ketegangan perdagangan dan potensi pergeseran dari sistem perdagangan multilateral berbasis aturan adalah ancaman utama bagi prospek global.

"Intensifikasi ketegangan perdagangan, dan peningkatan terkait ketidakpastian kebijakan, dapat merusak sentimen bisnis dan pasar keuangan, memicu volatilitas pasar keuangan, serta memperlambat investasi dan perdagangan," kata laporan itu.

"Hambatan perdagangan yang lebih tinggi akan mengganggu rantai pasokan global dan memperlambat penyebaran teknologi baru, yang pada akhirnya menurunkan produktivitas dan kesejahteraan global," menurut laporan tersebut, menambahkan lebih banyak pembatasan impor akan mendorong naiknya harga barang-barang konsumsi, sehingga merugikan rumah tangga berpendapatan rendah secara tidak proporsional.

Laporan ini muncul ketika menteri keuangan dan gubernur bank sentral global berkumpul di Bali, Indonesia, minggu ini untuk menghadiri pertemuan tahunan IMF dan Bank Dunia. Para pejabat diperkirakan memiliki diskusi hangat tentang ketegangan perdagangan.

Christine Lagarde, direktur pelaksana IMF, pekan lalu menyerukan ekonomi di seluruh dunia untuk menurunkan eskalasi dan menyelesaikan sengketa perdagangan saat ini" karena prospek pertumbuhan ekonomi global telah meredup.

"Taruhannya tinggi karena rekah rantai nilai global bisa memiliki efek yang merusak di banyak negara," kata Lagarde, seraya mendesak negara-negara untuk bekerja sama membangun sistem perdagangan global yang lebih kuat, lebih adil, dan sesuai untuk masa depan.

Baca juga: IMF-WB - Menkeu: Indonesia dapat terdampak perlambatan ekonomi global
Baca juga: BI nilai revisi pertumbuhan IMF sesuai prediksi

 

Pewarta: Apep Suhendar
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2018