Untuk rusak ringan dikerjakan sendiri oleh organisasi pengelolanya, termasuk CSR dari perusahaan
Lombok Tengah, NTB (ANTARA News) - Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono mengatakan perbaikan dan pembangunan kembali sebagian fasilitas umum yang rusak akibat gempa di NTB, sudah selesai.

"Rumah sakit ada 61 yang rusak, sedang dikerjakan 25, sudah selesai lima. Pasar ada 12 yang rusak, sedang dikerjakan dua, sudah selesai satu," katanya ketika memaparkan perkembangan penanganan dampak gempa di ruang VIP Bandara Internasional Lombok, NTB, Kamis. 

Menteri PUPR menyebutkan untuk prasarana pendidikan, ada 857 unit bangunan yang dilaporkan mengalami kerusakan. Bangunan tersebut terdiri atas TK, PAUD, SD, MI, MTS, SMP, SMA, SMK dan MA.

"Dari jumlah itu, telah diverifikasi 830 unit. Jumlah yang rusak berat dan sedang dikerjakan Kementerian PUPR bersama TNI dan Polri serta masyarakat ada 520 unit, sudah selesai 44 unit," jelasnya.

Sementara, rusak ringan dikerjakan sendiri oleh organisasi pengelolanya, termasuk CSR dari perusahaan.

"Misal sekolah yang ringan dikerjakan oleh pengelola SD-nya dengan dana bantuan operasi sehingga semua swadayanya 600 total ada 1.257 unit," katanya.

Untuk rumah ibadah ada 334 unit yang rusak dan sedang dikerjakan 240 unit. 

Ia menyebutkan perbaikan fasilitas umum yang dikerjakan oleh Kementerian PUPR bersama dengan TNI dan Polri itu sebarannya ada di Lombok Barat 83 unit, Lombok Tengah 81 unit, dan Lombok Timur ada 76 unit. 

Selain itu, di Lombok Utara  217 unit, Mataram 28 unit, Sumbawa 118 unit, dan Sumbawa Barat 74 unit. 

Menurut dia, untuk rusak ringan dan rusak sedang dikerjakan oleh organisasi termasuk swadaya dari Bank Mega, Pemprov DKI, alumni Tionghoa, TVOne dan sebagainya.

Sementara itu, untuk perbaikan rumah warga, Menteri PUPR menyebutkan total 72.579 unit rusak berat.

"Kelompok masyarakat atau pokmas yang sudah dibentuk sebanyak 563 pokmas," katanya. 

Ia menyebutkan masyarakat bisa memilih model rumah yang akan dibangun kembali tetapi semuanya harus tahan gempa. 

Menurut dia, warga yang memilih model rumah instan sederhana sehat (risha) sebanyak 2.757 KK, model kayu 1.500 KK dan konvensional 1.800 KK. 

"Yang memilih model konvensional kebanyakan warga di Sumba Barat," katanya.

Ia menyebutkan untuk rumah model risha sudah dibangun 99 unit, kayu 14 unit dan konvensional 27 unit. 

"Kalau nanti berkunjung ke Sumbawa Barat, kita akan menyaksikan ada model risha dan lainnya," kata Basuki.

Baca juga: Presiden sebut 5.000 KK sudah terima bantuan rumah
Baca juga: PUPR: warga kurang minati rumah tahan gempa

 

Pewarta: Agus Salim
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2018