Jakarta (ANTARA News) - Perjalanan Kapal Kemanusiaan yang membawa ribuan ton bantuan untuk Palu, Sigi, dan Donggala masih berlanjut.

Usai kedatangan perdananya di Palu pada 13 Oktober silam, Kapal Kemanusiaan kembali berlabuh di Palu. Dari Jakarta, KMP Drajat Paciran yang menjadi Kapal Kemanusiaan tahap dua ini bersandar di Pelabuhan Pantoloan, Palu, Minggu.

Kapal membawa 1.000 ton bantuan pangan dan logistik, yang terdiri dari  air mineral, sembako, makanan bayi, selimut, tenda, obat-obatan, dan lain-lain. Semua itu merupakan bentuk kepedulian berbagai pihak yang telah dikumpulkan di gudang Indonesia Humanitarian Center (IHC) di Gunung Sindur, Bogor serta sejumlah instansi sosial. Mereka di antaranya Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi DKI Jakarta, Palang Merah Indonesia DKI Jakarta, Dompet Dhuafa, Organisasi Turun Tangan, Rumah Zakat, Youth Power Indonesia, dan Relawan Jakarta Maju Bersama.

Kedatangan Kapal Kemanusiaan dari Jakarta ini disambut oleh Sri Eddy Kuncoro selaku Direktur Program Kebencanaan dan Pengembangan Masyarakat ACT. Eddy menyampaikan, berlabuhnya Kapal Kemanusiaan untuk yang kedua kalinya ini bukti masih tingginya kepedulian masyarakat Indonesia terhadap korban bencana di Palu, Sigi, dan Donggala.

“Alhamdulillah, semangat membantu saudara-saudara kita di Sulawesi Tengah begitu tinggi. Ini adalah yang kedua kalinya Kapal Kemanusiaan berlabuh di Palu, membawa ribuan ton bantuan dari berbagai elemen bangsa. Setelah dari Surabaya dan Jakarta, Insya Allah Kapal Kemanusiaan akan kembali berangkat dari Sumatera Barat membawa bantuan yang lebih masif lagi. Ada dari Aceh, Medan, Padang, Riau, Lampung, dan lainnya,” jelas Eddy seperti dikutip dalam keterangan tertulis yang diterima Antara, Minggu.

Pengiriman pangan dan logistik melalui Kapal Kemanusiaan untuk Palu, Sigi, dan Donggala terlaksana atas kerja sama ACT dengan PT ASDP Indonesia Ferry (Persero). Nantinya, bantuan dari kapal akan masuk gudang yang berada di kompleks Pelabuhan Pantoloan. Bantuan ini akan dibagikan ke pengungsi melalui posko wilayah dan posko unit yang ACT miliki. Sampai saat ini sudah ada 12 posko wilayah dan enam posko unit di lima kabupaten di Sulteng.
 
Kapal Kemanusiaan turut membawa armada Humanity Food Truck, dapur berjalan yang biasa memberikan layanan makanan gratis bagi korban bencana di Indonesia. (Dokumentasi ACT)


Selain pangan dan logistik, Kapal Kemanusiaan turut membawa armada Humanity Food Truck, dapur berjalan yang biasa memberikan layanan makanan gratis bagi korban bencana di Indonesia.

“Seperti di Lombok, Humanity Food Truck nantinya akan berkeliling ke titik-titik pengungsian untuk membagikan makanan siap santap yang bergizi, dimasak langsung oleh chef terbaik kami,” imbuh Eddy.

Ia juga menyampaikan, kapal juga membawa 82 relawan dari berbagai wilayah. Mereka adalah relawan terlatih dengan berbagai keahlian khusus seperti paramedis, dapur umum, logistik, dan media.

Pascabencana gempa bumi, tsunami, serta fenomena likuefaksi yang terjadi di Palu, Donggala, dan Sigi, puluhan ribu pengungsi masih membutuhkan bantuan pangan hingga saat ini. Oleh karenanya, ACT bersama masyarakat Indonesia akan terus berikhtiar mendampingi korban bencana di Sulawesi Tengah di masa tanggap darurat ini hingga pemulihan.

Baca juga: Kapal Kemanusiaan antarkan 1.000 ton bantuan untuk Palu dan Donggala

Pewarta: Monalisa
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2018