Kita perlu melakukan sesuatu torehan sejarah agar milenial tidak menjadi penonton, mereka jadi pemain. Pada tahun 2030 kita masuk tujuh besar dunia, di 2045 Insya Allah empat besar dunia dari bonus demografi
Jakarta (ANTARA News) - Calon Walkil Presiden nomor urut 02, Sandiaga Salahuddin Uno mengajak para milenial untuk menjadi enterpreneur, bukan hanya menjadi konsumen.
     
Bonus demografi yang tengah terjadi di Indonesia bisa berbalik menjadi bencana apabila kaum milenial, pemeran utama dari momen ini hanya berdiam diri menjadi konsumen.
     
"Kita perlu melakukan sesuatu torehan sejarah agar milenial tidak menjadi penonton, mereka jadi pemain. Pada tahun 2030 kita masuk tujuh besar dunia, di 2045 Insya Allah empat besar dunia dari bonus demografi," kata Sandiaga dalam keterangan tertulis di Jakarta, Selasa.
     
Bonus demografi yang dialami Indonesia hingga 2045 mendatang harus disikapi dengan baik agar tidak menjadi bencana, namun menjadi jendela peluang agar Indonesia menjadi bangsa besar, katanya.
     
Tanggung jawab membesarkan bangsa Indonesia, dikatakan Sandiaga merupakan tanggung jawab milenial. Untuk itu dirinya memberikan tantangan kepada kaum milenial harus jadi pengusaha.
     
"Karena 120 juta pasar konsumsi yang ada di Indonesia di tahun 2030 itu didominasi oleh millenial. Seandainya millenial itu tidak menjadi pengusaha, mereka akan jadi konsumen saja. Mereka harus menjadi produsen. Mereka harus menikmati dari pasar yang besar ini jangan sampai ini diberikan pada produk-produk asing," kata mantan Wagub DKI Jakarta.
     
Dia mengatakan di bawah kepemimpinan Prabowo-Sandiaga nanti, pihaknya akan memastikan harga stabil, dan terjangkau serta harga komoditas tidak jatuh seperti sekarang.
     
"Kita akan menciptakan permintaanya dengan membangun industri berbasis pengolahan yang harapan kita bisa menjadi andalan untuk membuka lapangan pekerjaan. Ekspor perkuat, impor kurangi dengan membangun industri yang mensubstitusi produk-produk impor," kata Sandiaga.

Pewarta: Susylo Asmalyah
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2018