Saya sudah minta para Dirjen agar sekolah yang dibangun nanti memakai biaya itu, kualitasnya harus lebih bagus dibanding sebelumnya yang hancur akibat, gempa, tsunami atau likuifaksi,
Palu (ANTARA News) - Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) menyalurkan bantuan senilai Rp234 Miliar kepada Pemerintah Provinsi Sulawesi Tengah untuk memulihkan dan menunjang aktivitas pendidikan di tiga daerah terdampak bencana gempa, tsunami dan likuifaksi.

"Saya sudah minta para Dirjen agar sekolah yang dibangun nanti memakai biaya itu, kualitasnya harus lebih bagus dibanding sebelumnya yang hancur akibat, gempa, tsunami atau likuifaksi," kata Mendikbud Muhadjir Effendy saat memberikan arahan dalam apel gerakan kembali ke sekolah di Lapangan Pogombo Kantor Gubernur Sulteng, Sabtu.

Bukan hanya itu saja, Muhadjir meminta sarana dan prasarana penunjang di sekolah-sekolah yang dibangun nanti juga harus memadai dan lengkap agar peserta dan tenaga pendidik mengikuti proses belajar dan mengajar dengan nyaman dan aman.

"Termasuk sarana Teknologi dan Informasi (TI). Tadi kita sudah serahkan kepada kepala daerah atau perwakilan dari daerah terdampak bencana bantuan alat TI yang dibiayai dari bantuan tersebut. Kita harapkan sekolah-sekolah yang baru itu sarana teknologi informasinya harus lebih baik," kata Muhadjir.

Selain itu, Muhadjir menyebut bantuan Rp234 miliar tersebut nantinya juga akan dimanfaatkan untuk membayar tunjangan khusus tenaga pendidik di tiga daerah terdampak bencana mengingat saat ini para tenaga pendidik dihadapkan dengan tugas yang cukup berat yakni mengejar ketertinggalan materi pelajaran pascabencana.

Tunjangan khusus tersebut diberikan sebagai bentuk apresiasi Kemendikbud atas upaya para tenaga pendidik dalam mengejar dan mengajar materi-materi pelajaran yang tertinggal pascabencana.

Sementara itu Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Sulteng Hidayat Lamakarate optimistis aktivitas pendidikan di Sulteng dapat segera pulih dalam waktu dekat, mengingat tingkat kehadiran peserta didik di seluruh saran pendidikan dari berbagai jenjang pendidikan sudah lebih dari 80 persen meskipun banyak peserta dan tenaga pendidik masih melangksungkan kegiatan belajar mengajar di tenda sekolah darurat.

"Kita berharap kegiatan pemulihan dan perbaikan sarana dan prasarana serta fasilitas pendidikan yang rusak dapat diselesaikan maksimal dalam dua tahun ke depan," harap Hidayat di depan seribuan peserta dan tenaga pendidik dari tiga daerah terdampak bencana yang hadir mengikuti pencanangan Gerakan Sulteng Bangkit Lebih Hebat itu.

Kepala Dinas Dikbud Sulteng Irwan Lahace menjelaskan, bantuan Rp234 Miliar dari Kemendikbud tersebut berasal dari penandatangan MoU antara Pemprov Sulteng dengan tiga direktorat jenderal pada Kemendikbud.

Irwan menyebut beberapa direktorat jenderal itu antara lain Direktorat Jenderal Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), Direktorat Jenderal Pembinaan Sekolah Menengah Atas (SMA), Direktorat Jenderal Pembinaan Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Sekolah Dasar (SD) dan Direktorat Jenderal Pembinaan Pendidikan Khusus dan Layanan Khusus (PKLK).

Dirjen Pembinaan SMK membantu 52 SMK dengan nilai bantuan Rp22,6 miliar, Dirjen pembinaan SMA untutk 59 SMA dengan nilai bantuan Rp16,7 miliar, Dirjen Pembinaan PKLK Rp4,5 miliar dan Dirjen Pembinaan SMP/SD senilai Rp190,5 miliar," kata Irwan.

Irwan mengatakan jumlah pelajar terdampak bencana sebanyak 184.876 orang. Sementara tenaga pendidik terdampak bencana sebanyak 13.229 guru.


Baca juga: Kemdikbud gunakan bahan-bahan lokal bangun kelas darurat Sulteng
Baca juga: Kemdikbud bangun 333 sekolah darurat

 

Pewarta: Muhammad Hajiji
Editor: Desi Purnamawati
Copyright © ANTARA 2018