Jakarta (ANTARA News) - Kementerian Sosial siap menyalurkan santunan ahli waris korban jiwa terdampak tsunami di Selat Sunda, namun tergantung kecepatan pendataan korban dari Pemda setempat.

"Dananya kami sudah siap masing-masing Rp15 juta setiap korban jiwa yang langsung disalurkan ke rekening ahli warisnya," kata Menteri Sosial Agus Gumiwang Kartasasmita di Jakarta, Kamis.

Namun ia menegaskan bahwa cepat atau lambatnya penyaluran dana santunan ahli waris tersebut tergantung dari pendataan pemerintah daerah terhadap korban meninggal dan siapa ahli warisnya.

"Jadi kecepatan dari penyaluran santunan ahli waris itu bukan di Kemensos tapi tergantung dari Pemda. Begitu Pemda memberikan nama-namanya by name by address dananya kami sudah siap," tambah dia.

"Kami tidak akan keluarkan uang satu sen pun untuk santunan ahli waris kalau datanya tidak ada dari Pemda.  Jadi ketika pemda memberikan daftar nama nanti kami akan memverifikasi kembali," jelas Agus.

Sementara untuk korban luka-luka ditanggung pemerintah, sehingga rumah sakit yang menangani korban luka tersebut tidak boleh memungut biaya sepeser pun.

"Jadi kalau ada pemungutan biaya, saya sampaikan bahwa itu adalah oknum sebab sudah ada program dari Kementerian Kesehatan yang akan menanggung biaya perawatan korban," jelasnya.

Akibat tsunami yang terjadi pada Sabtu (22/12) malam, lima kabupaten di dua provinsi yaitu Banten dan Lampung terdampak bencana tersebut.

Daerah terparah adalah Kabupaten Pandeglang sehingga pemda setempat telah menetapkan status tanggap darurat selama 14 Hari sejak 22 Desember 2018 hingga 4 Januari 2019.

Selain itu, penetapan masa tanggap darurat juga diberlakukan di Lampung Selatan selama 7 hari sejak 23 Desember hingga 29 Desember 2018.

Terkait relokasi, Agus mengatakan pemerintah kemungkinan akan mengambil opsi relokasi bagi warga yang tinggal di daerah terdampak tsunami Selat Sunda setelah memasuki tahap rehabilitasi dan rekonstruksi.

"Kami imbau kepada masyarakat yang rumahnya terdampak tsunami agar mau di relokasi, ini semua untuk kepentingan dan keamanan mereka. Kita tidak berdoa terjadi bencana lagi tapi harus diantisipasi, maka ada program pemerintah untuk melakukan relokasi," katanya.

Baca juga: Dapur umum dipindah antisipasi peningkatan status Anak Krakatau
Baca juga: Jauhi Gunung Anak Krakatau hingga radius lima km
Baca juga: Baznas dirikan posko bantuan di Banten dan Lampung

 

Pewarta: Desi Purnamawati
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2018