Jakarta (ANTARA News) - Direktur Jenderal Perlindungan dan Jaminan Sosial Kementerian Sosial Harry Hikmat mengatakan permakanan menjadi kebutuhan mendesak untuk mengantisipasi meningkatnya jumlah pengungsi  menyusul peningkatan status Gunung Anak Krakatau.

"Kebutuhan mendesak adalah makanan dan tempat pengungsian karena semakin bertambahnya jumlah pengungsi," kata Harry Hikmat yang dihubungi dari Jakarta, Kamis.

Harry mengatakan untuk permakanan , 100 ton cadangan beras pemerintah sudah dikeluarkan dan didistribusikan ke daerah terdampak tsunami.

"Nanti akan ditambah sesuai kebutuhan. Kita juga akan menambah dapur umum," katanya.

Kemensos akan mengembangkan dapur umum mandiri yang akan dikelola oleh masyarakat.

Kemensos telah membuka tujuh dapur umum lapangan untuk memenuhi kebutuhan pangan warga terdampak tsunami di Banten yaitu di Labuan Pandeglang, Carita, Angsana, Sumur, Cinangka, Tanjung Lesung dan Mancak Kabupaten Serang.

Sementara di Lampung, dapur umum dibuka di Kantor Gubernur Provinsi Lampung, di depan Kominfo Provinsi Lampung, MTS Negeri Way Muli Kecamatan Rajabasa dan Kampung Siaga Bencana (KSB) Kabupaten Pring Sewu untuk permakanan pengungsi dari Kecamatan Pesawaran serta di Kecamatan Kelumbayan Kabupaten Tanggamus.

Terkait peningkatan status Gunung Anak Krakatau dari level II atau status Waspada menjadi level III atau Siaga, dan adanya imbauan untuk tidak beraktivitas di jarak 500 meter hingga 1 kilometer dari pantai, saat ini pendistribusian makanan secara cepat harus dilakukan untuk memastikan logistik tetap terpenuhi.

Pada hari kelima pascatsunami di Selat Sunda, Kemensos mendistribusikan bantuan logistik senilai Rp900 juta untuk Carita, Tanjung Lesung dan Sumur, ketiganya di Kabupaten Pandeglang.

Baca juga: Kemensos siapkan lima titik dapur umum di Banten
Baca juga: Dapur umum dipindah antisipasi peningkatan status Anak Krakatau
Baca juga: Pemprov Banten dirikan tujuh dapur umum lapangan



 

Pewarta: Desi Purnamawati
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2018