Jakarta, 20/2 (Antara) - DPP PDI Perjuangan menjadikan kantor DPD PDI Perjuangan DI Yogyakarta, yang merupakan kantor partai terbesar tingkat provinsi tersebut sebagai rumah kebudayaan rakyat.

Sekretaris Jenderal DPP PDI Perjuangan, Hasto Kristiyanto, mengatakan hal itu setelah memimpin upacara "topping off" kantor DPD Propinsi DI Yogyakarta (DIY), di Jalan Tentara Rakyat Mataram, Yogyakarta, Rabu (20/2), seperti dikutip dalam siaran persnya. 

Upacara "topping off" yang didahului dengan upacara adat setempat, dipimpin oleh Hasto Kristiyanto yang hadir mewakili DPP PDI Perjuangan. Hasto ditemani oleh Ketua DPD PDIP Yogyakarta Bambang Praswanto atau Bambang Pacul, Anggota DPR RI Lazarus yang bertugas mengawasi pengerjaan gedung, serta  Anggota DPRD DIY Nuryadi yang bertugas sebagai tim. 

Upacara adatnya dipimpin oleh Romo Hanung. Sejumlah makanan khas Yogyakarta sebagai wujud selametan juga dihidangkan serta didoakan.

Hasto mengatakan, upacara selametan dilakukan sebagai wujud doa agar niat baik pembangunan gedung kantor berlantai lima itu bisa berjalan lancar dan selalu berada dalam kesimbangan.

Kantor partai ini, kata Hasto, dirancang dengan konsep green building, dan sangat khas Yogyakarta. "Ornamen batik dan gamelan akan dimunculkan di gedung itu sebagai wujud tradisi adat istiadat. Nantinya, masyarakat boleh menggunakannya untuk latihan tari, pertunjukan seni, hingga berbagai acara tradisi lainnya," katanya.

Menurut dia, karena kecintaan pada lingkungan yang selalu dikobarkan oleh Ketua Umum PDI Perjuangan, Megawati Soekarnoputri, maka di lantai dasar dan bagian tengah gedung akan menjadi taman.

"Lantai satu ini melambangkan sikap orang Yogya yang terbuka. Makanya ini nanti jadi rumah rakyat. Bangunannya juga mencerminkan hal itu, ditambahkan perhatian Ibu Mega atas lingkungan, di tengah ini nanti ada taman," katanya.

Alumni Universitas Gajahmada Yogyakarta ini menambahkan, gedung kantor itu sengaja dibangun dengan semangat tradisi kebudayaan Jawa. Dijelaskannya, di Jawa dikenal kata-kata mutiara "Ngluruk Tanpo Boli, Menang Tanpo Ngasorakke. Sekti tanpo aji, sugih tanpo bondho". Arti harfiahnya, "menyerbu tanpa bala tentara, menang tanpa merendahkan, sakti tanpa aji-aji dan kaya tanpa harta".

Hasto menjelaskan, mengedepankan faktor kebudayaan yang dapat membuat kehidupan masyarakat menjadi tentram merupakan hal penting. Dia mencontohkan, saat ini banyak orang yang sangat kuat berorientasi pada kekuasaan. "Dengan kebudayaan kondisi saat ini dapat menjadi lebih tentram," katanya.

Kantor DPD PDIP DI Yogyakarta yang dibangun sejak Nopember 2018 dengan didasarkan pada semangat Yogyakarta sebagai kota revolusi. Pada saat ibukota di Jakarta dalam keadaan darurat Presiden Soekarno sempat memindahkan ibukota negara ke Yogyakarta," katanya.

(T.R024)




 

Pewarta: Riza Harahap
Editor: Subagyo
Copyright © ANTARA 2019