Kubu sebelah tidak paham esensi Kartu Prakerja dan hanya sekedar melontarkan pernyataan yang campur aduk
Jakarta (ANTARA) - Tim Kampanye Nasional (TKN) Joko Widodo-Ma’ruf Amin menilai kubu Prabowo-Sandiaga tidak memahami esensi Kartu Prakerja dan berupaya mengaburkan tujuan baik dari program kartu yang akan digulirkan Presiden Jokowi itu.

“Kubu sebelah tidak paham esensi Kartu Prakerja dan hanya sekedar melontarkan pernyataan yang campur aduk dan tidak ada kaitannya dengan Kartu Prakerja,” kata Juru bicara TKN Jokowi-Ma'ruf, Muhammad Misbakhun dalam keterangan tertulis di Jakarta, Rabu.

Dia menjelaskan saat ini ada penggiringan opini bahwa kartu itu akan menimbulkan beban anggaran, membuat para lulusan sekolah malas mencari kerja dan pada akhirnya menambah jumlah pengangguran di Indonesia.

Menurutnya serangan terhadap program Kartu Prakerja ini makin menjadi-jadi setelah Presiden Jokowi memberi bocoran bahwa pemegang kartu ini akan mendapat semacam gaji bila belum mendapatkan pekerjaan.

“Rencana memberi semacam tunjangan atau gaji ini ditanggapi dengan membuat seakan-akan gaji yang diterima itu sama dengan yang benar-benar bekerja sehingga orang jadi malas bekerja," kata Misbakhun.

Misbakhun mengatakan dapat dijelaskan bahwa tunjangan atau gaji yang diterima pemegang Kartu Prakerja tentu berbeda dengan yang telah bekerja.

"Ini sifatnya bantuan bagi mereka yang belum mendapat kerja untuk memenuhi kebutuhan dirinya selama mencari kerja,” jelas Misbakhun.

Dia menekankan gaji yang diberikan bukan seperti bantuan modal bagi lulusan SMK/SMA untuk membuat usaha. Dia menegaskan apabila para lulusan baru atau para pekerja ingin merintis atau membuat usaha baru, dapat melalui skema yang telah tersedia seperti Kredit Usaha Rakyat (KUR) atau program Mekaar.

Sementera itu terkait adanya imbauan agar pemerintah fokus pada nasib guru honorer dan penciptaan lapangan kerja, Misbakhun menegaskan masalah honorer dan penciptaan lapangan kerja, berbeda dengan Kartu Prakerja.

Untuk tenaga honorer, lanjut Misbakhun, pemerintah sudah memiliki solusi dengan memberikan kesempatan tenaga honorer untuk ikut dalam seleksi Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) ataupun Pegawai Pemerintah dengna Perjanjian Kerja (PPPK) yang akan mendapat gaji setara PNS.

Bahkan, kata dia, Kementerian Pendidikan sedang menyusun program agar para guru honorer yang tidak bisa lolos dengan dua skema itu, bisa mendapat honor setara UMR daerah yang anggarannya dimasukan dalam Dana Alokasi Umum (DAU) yang dikirimkan pemerintah pusat ke pemerintah daerah setiap tahun.

“Soal penciptaan lapangan pekerjaan, harus diingat bahwa pemerintahan saat ini sudah menciptakan lapangan pekerjaan bagi 10,34 juta angkatan kerja dalam empat tahun terakhir. Jadi jangan dinarasikan seakan-akan bahwa ke depan pemerintah tidak menciptakan lapangan pekerjaan," tegasnya.

Justru, kata dia, Jokowi akan menciptakan lebih banyak lagi lapangan pekerjaan dan menyiapkan orang-orangnya agar sesuai dengan kebutuhan dunia kerja yang terus berkembang.

Oleh karena itu Misbakhun menilai bahwa berbagai macam analisa negatif yang diarahkan untuk mendowngrade program Kartu Prakerja tidak berdasar.

Baca juga: TKN : INDEF salah pahami Kartu Prakerja

Baca juga: Jokowi ngopi bareng milenial Kendari, janjikan gaji bagi lulusan yang belum kerja

Baca juga: Peneliti LPEM UI tanggapi positif rencana kartu prakerja Jokowi

 

Pewarta: Rangga Pandu Asmara Jingga
Editor: Junaydi Suswanto
Copyright © ANTARA 2019