Jakarta (ANTARA) - Pemerhati pendidikan Indra Charismiadji mengatakan Kartu Indonesia Pintar (KIP) kuliah (KIP untuk tingkat perguruan tinggi) tidak diperlukan karena saat ini sudah ada program Bidikmisi untuk membantu masyarakat mendapatkan layanan pendidikan tinggi.

"Saat ini sudah ada Bidikmisi, yang sama-sama memberikan beasiswa untuk mahasiswa yang tidak mampu. Lebih baik Bidikmisi diperluas saja agar lebih banyak yang mendapatkan layanan pendidikan tinggi," ujar Indra di Jakarta, Rabu.

Beasiswa Bidikmisi  diprioritaskan untuk anak berprestasi dari keluarga ekonomi menengah bawah.

Dia menjelaskan program Kartu Indonesia Pintar (KIP) selama ini tidak terbukti menaikkan Angka Partisipasi Murni (APM) siswa. Rata-rata kenaikan APM SD, SMP dan SMA, hanya di bawah satu persen.

Kenaikan APM sejak 2014 hanya 0,77 persen untuk SD, SMP untuk 0,87 persen dan 0,92 persen untuk SMA/SMK. Kenaikan APM malah lebih besar yakni rata-rata di atas satu persen pada 2012 dan 2013.

"Ini merupakan data dari Badan Pusat Statistik (BPS). Dengan kata lain Program Indonesia Pintar (PIP), tidak berdampak pada APM siswa," jelas dia.

Dia meminta agar pasangan calon presiden dan wakil presiden melakukan evaluasi program lama, sebelum mewacanakan program baru.

Pemilihan Presiden 2019 diikuti dua pasangan calon presiden dam wakil presiden, yakni pasangan nomor urut 01 Joko Widodo dan KH Ma'ruf Amin, serta pasangan nomor urut 02 Prabowo Subianto dan Sandiaga Salahuddin Uno.


Baca juga: Jokowi kenalkan kartu KIP kuliah dan Pra-Kerja
Baca juga: Mendikbud sambut positif Bidikmisi terintegrasi KIP

Pewarta: Indriani
Editor: Dewanti Lestari
Copyright © ANTARA 2019