Pemerintah sudah melaksanakan langkah-langkah perbaikan, terutama yang sifatnya jangka pendek, menengah, dan panjang
Jakarta (ANTARA) - Kementerian Perhubungan (Kemenhub) terus merekonstruksi infrastruktur transportasi di Palu, Sulawesi Tengah, yang terdampak gempa bumi hebat pada September 2018.

Sekjen Kemenhub Djoko Sasono di Palu, Senin mengatakan, prasarana transportasi yang mengalami kerusakan akibat gempa tahun lalu yakni Bandara Mutiara Sis Aljufri, Pelabuhan Laut Pantoloan, serta sejumlah ruas jalur transportasi darat.

"Pemerintah sudah melaksanakan langkah-langkah perbaikan, terutama yang sifatnya jangka pendek, menengah, dan panjang," katanya ketika meninjau sejumlah pemukiman warga dan infrastruktur prasarana transportasi.

Sekjen mencontohkan, Bandara Mutiara Sis Aljufri sudah dilakukan sejumlah perbaikan dan diharapkan bisa beroperasi dengan tingkat keselamatan baik, seperti situasi normal.

Begitu juga Pelabuhan Pantoloan yang terdampak gempa juga sudah dilakukan perencanaan, dan dalam waktu dekat akan dilakukan perbaikan dan rekonstruksi kembali

"Untuk angkutan jalan juga demikian, agar pelayanan pada masyarakat terus berjalan," katanya.

Menurut dia, sejumlah negara serta badan internasional menyatakan minat untuk melakukan perbaikan infrastruktur prasarana transportasi di Palu, seperti Jepang dan Bank Pembangunan Asia (ADB).
 
Sekjen Kementerian Perhubungan Djoko Sasosono meninjau pemukiman warga yang terkena dampak gempa di Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah, Minggu, (24/3/2019) (Subagyo)



Kepala Bandara Mutiara Sis Aljufri Benyamin Noach Apetuley mengatakan, kerusakan yang dialami bandara tersebut akibat gempa dari sisi darat yakni terminal serta bangunan gedung rusak.

Sedangkan dari sisi udara yakni landasan pacu yang panjangnya 2.250 meter dan lebar 45 meter juga rusak sepanjang 250 meter kali 45 meter.

Pemerintah pusat, tambahnya, sudah mengucurkan anggaran perbaikan tahap awal baik sisi udara maupun darat.

Anggaran untuk rehabilitasi terminal tahap awal sebesar Rp38 miliar sedangkan sisi udaranya Rp40 miliar.

Total anggaran yang diperlukan nantinya sebesar Rp400 miliar yang untuk perbaikan sisi darat Rp200 miliar dan sisi udara Rp180 miliar.

Terkait dampak kerusakan bandara terhadap jumlah penumpang, Benyamin menyatakan, pada bulan Maret ini penumpang sudah mulai stabil.

"Kalau Januari-Februari memang merupakan saat low season jadi tidak kelihatan dampaknya," katanya.

Menurut dia, jumlah penumpang pesawat udara yang melalui Bandar Sis Aljufri per hari pada saat normal yang berangkat 1.800-2.000 sehingga pulang pergi sekitar 4.000 penumpang.

Namun demikian, dia mengakui sempat terjadi penurunan jumlah penumpang sekitar 1.600-1.800 orang per hari, tapi saat ini sudah kembali normal.

Pihaknya menargetkan penumpang kembali ke 4.000, apalagi tahun lalu saat sebelum terjadi gempa jumlah penumpang mencapai 1.800-2.000 sekali jalan.

Sementara itu Sekda Provinsi Sulawasi Tengah Hidayat Lamakarate mengatakan, di bidang tranportasi, jalur-jalur utama sudah bisa jalan kembali, alat tranpsortasi yang digunakan sudah berjalan dengan baik.

Namun demikian, lanjutnya, ada keluhan masyarakat terkait pelayanan peti kemas di pelabuhan yang lambatnya pelayanan bongkar muat barang.

"Menurut pelaku usaha masih agar terlambat karena awalnya ada crane yang digunakan tapi mengalami kerusakan, kali ini sudah datang penggantinya untuk percepat proses, tapi karena tumpukan terlalu lama waktu itu sehingga kalaupun sudah datang penggantinya tapi proses masih agak lambat," katanya.

Selain itu, tambahnya, masyarakat juga mempertanyakan kapan dilakukan rekonstruksi menyeluruh untuk bandara sehingga bisa digunakan.

Pihaknya mengharapkan pada April tahun ini lantai dua bandara sudah bisa digunakan sehingga alat transportasi dan prasarana transportasi termasuk Pelabuhan Pantoloan sudah bisa beroperasi.

Baca juga: Arus penumpang di Bandara Mutiara Palu kembali normal
Baca juga: Terminal sementara bandara Palu sudah berfungsi
 

Pewarta: Subagyo
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2019