Jakarta (ANTARA) - Pembelajaran berbasis pertanyaan mendorong siswa semakin giat dalam belajar serta menciptakan lingkungan belajar yang menyenangkan, kata Kepala Sekolah Jakarta Intercultural School Dr Tarek Razik.

"Teknik itu akan membuat para murid lebih termotivasi dalam belajar dengan lingkungan belajar yang menyenangkan, dengan kata lain pembelajaran di kelas meningkat," kata Tarek dalam keterangan pers yang diterima Antara di Jakarta, Rabu.

Dia menambahkan pihaknya bersama Yayasan Emmanuel, Mentari Intercultural School Jakarta, Dinas Pendidikan DKI Jakarta, dan sekolah-sekolah anggota Aspirasi Nasional Pendidikan Swasta (ANPS) menyelenggarakan "Innovative Schools Programme" atau ISP yang telah mewisuda sebanyak 234 pendidik.

Melalui program itu, para pendidik dapat belajar bagaimana menciptakan kelas yang menyenangkan. Kegiatan itu diikuti sejumlah sekolah mulai dari tingkat Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Sekolah Menengah Atas (SMA).

Topik pelatihan meliputi manajemen kelas, pengembangan keterampilan berpikir, dan strategi pengajaran yang inovatif untuk Bahasa Indonesia dan matematika.

Para pendidik yang berhasil lulus dari program itu,kata dia, merupakan para pendidik yang memiliki tekad untuk dapat meraih ilmu dan meningkatkan keterampilan dalam mendidik akan menginspirasi anak-anak Indonesia.

"Kami akan terus menjadi bagian penting dalam mendukung para guru untuk membuat kualitas pendidikan Indonesia lebih baik," tambah dia.

Kepala Dinas Pendidikan DKI Jakarta, Drs H Ratiyono MMSi mengatakan pihaknya mengucapkan terimakasih atas komitmen para guru dalam meningkatkan kualitas pendidikan.

"Saya berharap, para guru yang telah diwisuda dan lulus tidak mudah puas dan terus menularkan ilmu yang telah didapat dari ISP kepada guru-guru. Dengan cara ini, anak didik kita bisa memiliki kompetensi yang melejit karena diajar oleh guru-guru yang inovatif," kata Ratiyono.

Guru SDN Mangga Dua 01 Jakarta Pusat, Andre Putra, mengatakan sangat merasakan dampak program itu.

"Dalam suasana gaduh, saya sering merasa kesulitan membuat murid kembali fokus ke pelajaran. Setelah mengikuti ISP, saya menerapkan teknik "ice breaking". Dengan nyanyian dan membangun suasana yang lebih ceria, ternyata anak-anak sangat senang dan bisa kembali fokus dengan cepat. Sekarang teknik ini jadi andalan saya untuk membuat mereka cepat fokus ke pelajaran,"kata Andre.

Pewarta: Indriani
Editor: Muhammad Yusuf
Copyright © ANTARA 2019