Jakarta (ANTARA) - Setiap wilayah di ibu kota DKI Jakarta dinilai memiliki potensi unik untuk pengembangan budidaya berbagai jenis tanaman dengan sistem penanaman minim lahan atau dikenal dengan sebutan hidroponik.

Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan, dan Pertanian (KPKP) DKI Jakarta, Darjamuni, Senin, menjelaskan pihaknya telah memetakan potensi-potensi yang ada di setiap wilayah DKI Jakarta dalam kaitannya dengan gerakan penghijauan melalui hidroponik.

Baca juga: Hidroponik solusi di tengah semakin sempitnya lahan

"Berdasarkan pengalaman kami selama ini, tentunya setiap wilayah memiliki karakter yang berbeda. Misalnya di daerah Taman Sari, Jakarta Barat, kami mengembangkan tumbuhan Kale untuk sayuran dan obat penyakit jantung serta osteoporosis. Kale ini cukup enak rasanya kalau dibuat menjadi minuman smoothies," kata Darjamuni.

Berbeda dengan Jakarta Barat, lanjut Darjamuni, pihaknya mengembangkan budidaya tanaman Pegagan di kawasan Pesanggrahan, Jakarta Selatan.

Baca juga: Galakkan penghijauan, Jakarta punya 600 gang hijau

"Pegagan di Pesanggrahan bisa dibuat menjadi keripik atau bunga teh. Khasiatnya sangat besar sebagai tanaman obat. Jadi intinya di setiap wilayah kami sudah petakan berdasarkan jenis tumbuhan yang berkembang dengan baik. Kami sesuaikan, jadi jangan dipaksakan semua wilayah harus sama jenis tanamannya," kata Darjamuni.

Pemerintah Provinsi DKI Jakarta melalui Dinas KPKP memang sedang gencar melakukan program pertanian perkotaan (urban farming) dengan konsep pembudidayaan tanaman sistem hidroponik. Beberapa program di antaranya penghijauan gang-gang Jakarta, sistem hidroponik di area taman Balai Kota, serta di area perkantoran instansi pemerintah lainnya.

Pewarta: Adnan Nanda
Editor: Bambang Sutopo Hadi
Copyright © ANTARA 2019