Kupang (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur  mewajibkan para kepala desa di wilayah itu untuk membuat program penghijauan mata air di daerah masing-masing.

Kebijakan ini untuk menjaga debit air pada sumber-sumber mata air yang terus mengalami penurunan dari tahun ke tahun, kata Wakil Bupati Flores Timur, Agus Payong Boli kepada Antara, Rabu.

Dia mengemukakan hal itu, berkaitan dengan penurunan debit air pada sumber-sumber mata air di wilayah itu, dan upaya yang dilakukan pemerintah dalam penanganannya.

"Untuk menjaga debit mata air yang terus menurun setiap tahun, kami telah memerintahkan kepada para kepala desa untuk membuatkan program penghijauan mata air secara permananen," katanya.
Baca juga: Hari Air Kampanyekan Sumur Resapan dan Penghijauan

Selain itu, dengan dana desa, para kepala desa dapat membuat program tanam air resapan di setiap pekerangan rumah dan kebun, katanya.

Dia menambahkan, selaku Ketua Kwarcab Pramuka Kabupaten Flores Timur, pihaknya juga telah membuat program "Pramuka Rawat Bumi", yang mewajibkan semua anggota pramuka menanam tanaman resapan air.

Program resapan air ini dilaksanakan di seluruh sumber mata air yang ada di Kabupaten Flores Timur, menanam bakau dan terumbu karang di seluruh pantai dan laut di wilayah itu, katanya.

Menurut dia, Pemerintah Kabupaten Flores Timur memiliki stok anakan pohon beringin yang siap di tanam di daerah mata air.

"Kita punya stok anakan pohon beringin sekitar 10 ribu anakan yang siap di tanam di daerah mata air, dan juga bakau dan terumbu karang," kata Agus Payong Boli.

Dia mengatakan, hal yang menjadi dasar pertimbangan pemerintah adalah jika tidak di hijaukan sekarang, maka 5 sampai 10 tahun ke depan banyak mata air di Flotim mengering.

Selain wilayah pantai akan mengalami abrasi, dan juga rumah ikan akan mengalami kepunahan, kata Agus Payong Boli.
Baca juga: Pegunungan Muria di Kudus-Jateng butuhkan penghijauan jaga ketersediaan air
Baca juga: Pemkab Purwakarta siap beli lahan warga yang simpan sumber mata air

Pewarta: Bernadus Tokan
Editor: Muhammad Yusuf
Copyright © ANTARA 2019