Jakarta (ANTARA) - Ketua Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Yussuf Solichien menyatakan pihaknya sedang menyiapkan konsep industrialisasi bagi nelayan secara lengkap serta terinci.

"Nelayan bukanlah sekadar penangkap ikan, jadi konsep-konsep industri perikanan haruslah memahami serta perlu diwadahi," kata Yussuf berdasarkan informasi yang diperoleh, di Jakarta, Rabu.

HNSI mengusulkan satu proposal yang berisi membangun potensi perikanan nasional berdasarkan aspek negara maritim, di antaranya ada empat pilar untuk membangun negara maritim yang kuat.

Pertama, aspek ekonomi haruslah menunjang kesejahteraan nelayan, kedua Ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang kelautan dan perikanan harus memadai. Ketiga pertahanan dan keamanan laut harus terjamin. Terakhir adalah sistem hukum yang konsisten serta melindungi para nelayan lokal harus diutamakan.

Upaya untuk menuju industri yang terkonsep, pemasaran setidaknya harus memiliki target ekspor ke luar negeri. Langkah selanjutnya adalah semua koperasi di Indonesia paling tidak mendukung nelayan dengan menjadi distributor ikan ke luar negeri.

Ketersediaan modal usaha bagi nelayan juga harus ada program khusus paling tidak dari bank-bank daerah, agar mendapat kemudahan.
Baca juga: KKP bangun pasar ikan modern di Palembang

Pada kesempatan yang sama Deputi bidang Sumber Daya Alam dan Jasa Kemenko Maritim Agung Kuswandono berpendapat bahwa nelayan harus dijadikan sebagai sebuah subjek, tidak hanya menjadi objek.

"Mereka harus diberikan sesuatu yang sesuai dengan apa yang mereka butuhkan untuk menghilangkan kesan masyarakat termarginal," kata Agung.

Hasil tangkapan ikan yang berlimpah terkadang masih memiliki kendala tempat penyimpanan, dan merupakan infrastruktur dasar bagi nelayan.

Indonesia memiliki potensi negara dengan ekonomi terbesar ke empat, salah satunya dari sektor perikanan. Oleh sebab itu, perlu ada dorongan untuk meningkatkan potensi produksi perikanan dengan diiringi peningkatan kesejahteraan para nelayan.

Roadmap pembangunan nasional 2020 merupakan langkah awal untuk membangun sektor perikanan yang dapat dipertanggungjawabkan. Masalah pertama ada pada aset masih banyak nelayan yang kekurangan kapal, modal yang masih kurang, sehingga peningkatan potensi nelayan terbilang menjadi sulit.

Masalah kedua di sektor ruang nelayan masih kurang pengetahuan pemanfaatan produksi, akses perkiraan cuaca juga perlu di tingkatkan.

Akses informasi terkait penangkapan ikan juga dinilai masih kurang. Kemudian kapasitas penyimpanan pendingin terbatas sedangkan yang ada di pelabuhan masih kurang.

Pewarta: Afut Syafril Nursyirwan
Editor: Budisantoso Budiman
Copyright © ANTARA 2019