Persiapan sudah dilakukan mulai dari mengantisipasi alur pergerakan jamaah haji saat wukuf di Arafah dan melempar jumrah di Mina
Kota Pekanbaru (ANTARA) - Seluruh petugas kloter termasuk Tim Kesehatan Haji Indonesia (TKHI) kloter 10 embarkasi Batam Hang Nadim (BTH) kini terus mematangkan berbagai persiapan bagi jamaah calon haji (calhaj) menjelang pelaksanaan puncak haji.

"Persiapan sudah dilakukan mulai dari mengantisipasi alur pergerakan jamaah haji saat wukuf di Arafah dan melempar jumrah di Mina," kata pranata humas ahli muda Kanwil Kemenag Riau, Vehtriani Rahmi di Pekanbaru, Kamis.

Menurut dia, kegiatan  ibadah haji di dua lokasi berbeda tersebut ditengarai menjadi titik rawan tumbangnya jamaah akibat kelelahan, dan puncaknya adalah wukuf di Arafah pada 9 Dzulhijjah atau 10 Agustus 2019.

Mengutip laporan dr Raudhah, petugas bidang kesehatan TKHI kloter 10  BTH, ia mengatakan bahwa setelah itu jamaah bergerak menuju Muzdalifah dan bermalam (mabit) di Mina pada 10 Dzulhijjah. Pergerakan jamaah terus berlanjut sampai 13 Dzulhijjah atau 14 Agustus untuk melakukan rangkaian lempar jumrah.

"Untuk itu jamaah kloter 10 BTH perlu terus diingatkan sejak awal berangkat untuk menggunakan alat pelindung diri, berupa perlengkapan, seperti sandal, masker, dan botol semprotan air, yang diperlukan untuk mengupayakan pengendalian faktor risiko kesehatan," katanya.

Menurut Raudhah -- dokter asal Siak, Riau itu -- sejumlah kegiatan tim medis kloter 10 BTH menjelang Armuzna (Arafah, Muzdhalifah dan Mina) berupa "sweeping" ulang jamaah berisiko tinggi kesehatan karena kemungkinan jamaah kategori itu bisa bertambah.

Selain itu, kata dia, perlu penyuluhan kesehatan persiapan Armuzna, dengan materi anjuran minum 1 gelas tiap satu jam, dan mengurangi aktifitas di luar maktab.

Hal lainnya, persiapan obat-obatan terutama jamaah dengan pendamping obat, juga menjadi hal yang perlu diperhatikan seperti persiapan oralit untuk di Armuzna, dan jamah terus dimotivasi untuk tetap semangat dan berfikiran positif.

"Allah SWT tidak memanggil orang yang mampu tetapi Allah SWT memampukan orang yang dipanggil ke Baitullah," katanya.

Ia menambahkan tercatat jamaah yang menggunakan kursi roda pada kloter yang dikomandoi oleh TPHI Ibrahim ini sebanyak 9 orang, dua orang menggunakan tongkat, 21 jamaah membutuhkan perhatian khusus. Jamaah perhatian khusus ini untuk Lansia dengan penyakit dan diagnosanya pun bervariasi.

Raudah mengaku kloter 10 BTH asal Bengkalis yang membawa 445 jamaah dan 5 petugas kloter tersebut, telah melakukan kegiatan penyuluhan kesehatan, di mana  sejumlah permainan "seru-seruran" diberikan kepada jamaah, dan senam peregangan menjadi rutinitas jamaah kloter 0 yang di bimbing TPIHI Drs H Jumari itu.

"Insya Allah Jumat (2/8) akan dilakukan penilaian kamar yang menjalankan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) kemudian pada hari Sabtu (3/8) digelar lomba talbiyah antarlantai," katanya.

"Diharapkan melalui kegiatan kegiatan itu memotivasi jamaah untuk dapat memberi semangat dan menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat," katanya. 

Baca juga: JCH BTH 2 dipersiapkan mengikuti manasik Armusna

Baca juga: Umrah wajib sudah diselesaikan calhaj Riau dari Embarkasi BTH

Baca juga: Bimbingan ibadah di Mekkah dimatangkan bagi kloter 18 Embarkasi Batam

Pewarta: Frislidia
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2019