Kalau saya melihatnya terorisme dari spektrum ancamannya. Sepanjang masih 'low-medium intencity' itu masih polisi. Namun, begitu 'high intencity' yang sungguh-sungguh mengancam negara, yang urusannya sudah kedaulatan dan seterusnya, itu TNI harus dit
Jakarta (ANTARA) - Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko menjelaskan Komando Operasi Khusus (Koopsus) TNI ditujukan menangani tindak terorisme yang memiliki intensitas tinggi hingga mengganggu kedaulatan NKRI.

"Kalau saya melihatnya terorisme dari spektrum ancamannya. Sepanjang masih low-medium intencity itu masih polisi. Namun, begitu high intencity yang sungguh-sungguh mengancam negara, yang urusannya sudah kedaulatan dan seterusnya, itu TNI harus diturunkan," kata Moeldoko ditemui di Gedung Bina Graha, Jakarta pada Kamis.

Baca juga: Mengenal Koopsus, pasukan elit baru TNI

Baca juga: Panglima TNI: Koopsus tidak nihilkan peran pasukan elit tiap matra


Menurut mantan Panglima TNI itu, diperlukan aturan derivatif dari UU Nomor 5/2018 yang mengatur pelibatan TNI dalam penanggulangan terorisme.

Regulasi tersebut mengatur keperluan penindakan sesuai tingkat intensitas ancaman agar operasi penindakan terorisme dapat berkesinambungan dengan Polri.

Selain itu, Peraturan Presiden Nomor 42/2019 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Presiden Nomor 10 Tahun 2010 tentang Susunan Organisasi TNI mengatur tugas TNI dalam mengatasi aksi terorisme merupakan bagian dari operasi militer, selain perang.

Sebelumnya Panglima Tentara Nasional Indonesia (TNI) Marsekal TNI Hadi Tjahjanto pada Selasa (30/7/2019) telah meresmikan pasukan elite baru, Komando Operasi Khusus (Koopsus), untuk tugas penanggulangan terorisme mencakup operasi di dalam maupun luar negeri.

Personelnya berasal dari pasukan khusus tiga matra yakni Angkatan Darat (AD), Angkatan Laut (AL) dan Angkatan Udara (AU) dengan kualifikasi melakukan berbagai jenis operasi khusus.

Baca juga: DPR: Koopsus TNI jaga kedaulatan di semua lini

Baca juga: Brigadir Jenderal TNI Rochadi dilantik sebagai Komandan Koopsus TNI

 

Pewarta: Bayu Prasetyo
Editor: Chandra Hamdani Noor
Copyright © ANTARA 2019