saya berharap Inpex sebagai operator dapat lebih jujur dan terbuka kepada masyarakat tentang manfaat yang akan diperoleh dari mega proyek ini
Ambon (ANTARA) - Gubernur Maluku Murad Ismail meminta perusahaan minyak dan gas terbesar asal Jepang, Inpex Corporation lebih jujur dan terbuka menyosialisasikan manfaat dan dampak yang akan diperoleh masyarakat Maluku melalui pengembangan ladang gas abadi Blok Masela, di Kabupaten Kepulauan Tanimbar.

"Sebagai wakil pemerintah pusat saya berharap Inpex sebagai operator dapat lebih jujur dan terbuka kepada masyarakat tentang manfaat yang akan diperoleh dari mega proyek ini," kata Gubernur pada sosialisasi dan konsultasi publik kegiatan studi analisis dampak lingkungan (Amdal) terpadu Rencana pengembangan Lapangan Gas Abadi Blok Masela serta fasilitas pendukungnya, di Ambon, Maluku, Selasa.

Dalam sambutan tertulis yang dibacakan Staf Ahli bidang Pembangunan Ekonomi dan Keuangan, Lutfi Rumbia, Gubernur Murad menegaskan keterbukaan dan kejujuran Inpex dan Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) akan menjadi pintu masuk lancarnya aktivitas pengembangan Blok Masela.

"Keterbukaan sangat penting untuk membangun kerja sama timbal balik antara pemerintah daerah dan masyarakat di Maluku, terutama demi kelancaran pembangunan berbagai fasilitas untuk pengembangan lapangan gas abadi Blok Masela," ujar Murad.

Berkaitan dengan kehadiran mega proyek tersebut, Gubernur juga mengimbau masyarakat Maluku, khususnya yang berada di Kabupaten Kepulauan Tanimbar dan Maluku Barat Daya  untuk tidak mementingkan kepentingan pribadi dan kelompok. Sebaliknya mengedepankan kepentingan bersama sebagai orang Maluku yang cinta damai dibingkai semangat Pela-Gandong.

"Ciptakan suasana kondusif dan penuh kebersamaan serta bersama bergandengan tangan, bahu membahu memberi ruang bagi pengembangan Lapangan Gas Abadi Blok Masela," katanya.

Gubernur Maluku itu juga mengingatkan SKK Migas dan Inpex agar menjadikan berbagai masukan yang diperoleh sebagai alat evaluasi terhadap rencana usaha yang telah disusun, sehingga tidak berdampak terhadap kerusakan lingkungan.

Pengembangan ladang Abadi Blok Masela akan menelan total biaya pengembangan lapangan mencapai 18,5 miliar hingga 19,8 miliar dollar AS dan menyerap ribuan tenaga kerja yaitu pada saat pembangunan yakni 30.000 orang dan  saat beroperasi akan menyerap antara 4.000 sampai 7.000 orang.

Pengembangan Ladang Gas Abadi Blok Masela merupakan investasi asing terbesar sejak 1968 dan simbol pembangunan di Indonesia Timur yang berskala global setelah Freeport Indonesia.

Jumlah output gas alam di Blok Masela sebesar 10,5 juta ton per tahun, mencakup sekitar 9,5 juta ton gas alam cair/LNG per tahun dan kondensat sekitar 35.000 barel per hari. SKK sendiri menargetkan Blok Masela akan mulai produksi pada 2027.

Inpex adalah perusahaan migas terbesar dari Jepang yang saat ini terlibat di kira-kira 70 proyek migas di lebih dari 20 negara. Di Indonesia, Inpex telah hadir sejak tahun 1966 melalui Kontrak Kerja Sama (KKS).


Baca juga: Menteri ESDM teken revisi Rencana Pengembangan Blok Masela
 

Pewarta: Jimmy Ayal
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2019