LPS: Konsumsi domestik jaga resiliensi ekonomi Indonesia

LPS: Konsumsi domestik jaga resiliensi ekonomi Indonesia

Ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) Purbaya Yudhi Sadewa. ANTARA /HO-LPS/pri.

 
 Jakarta (ANTARA) — Ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) Purbaya Yudhi Sadewa mengatakan bahwa konsumsi domestik menjaga resiliensi ekonomi Indonesia di tengah penurunan kinerja ekonomi yang dialami banyak negara.
 
“Konsumsi domestik yang besar telah meredam dampak guncangan ekonomi global terhadap perekonomian nasional,” ujar Purbaya di acara Leadership Forum Perbanas Institute di Jakarta, Kamis.
 
Pada kuartal III 2022 misalnya, ekonomi Indonesia tercatat tumbuh sebesar 5,72% secara tahunan. Lembaga-lembaga internasional pun memprediksi ekonomi Indonesia dapat tumbuh hingga 5,1% sampai 5,3% di tahun depan.
 
Bahkan, perwakilan International Monetary Fund (IMF) untuk Indonesia memprediksi bahwa Indonesia akan memenuhi target penurunan inflasi pada angka 3% untuk tahun depan di tengah ancaman resesi dan perlambatan ekonomi global.
 
Purbaya melanjutkan bahwa Konsumsi domestik sendiri berkontribusi sebesar 50,38% dari total PDB Indonesia. Indeks Penjualan Ritel dan Production Manufacturing Index (PMI) juga tercatat berada pada level ekspansif.
 
"Selain itu, apabila kita melihat indikator-indikator ekonomi riil juga masih menunjukkan tren yang baik. Penjualan ritel tumbuh positif diiringi oleh peningkatan optimisme konsumen," Purbaya menambahkan.
 
Purbaya juga mengungkapkan optimismenya pda sektor perbankan nasional dimana Intermediasi perbankan terus membaik seiring dengan pemulihan ekonomi Indonesia. Penyaluran kredit sebesar 11,9% YoY pada bulan Oktober 2022. Sementara DPK tumbuh 9,4% YoY. Hal ini juga indikasi bahwa dana mulai kembali mengalir ke sektor riil untuk menggerakkan perekonomian.
 
“Industri perbankan nasional kita masih dalam kondisi yang stabil. Level permodalan bank secara nasional sangat tebal, berada di angka 25,12% per September 2022. Kita bisa sama-sama melihat selama pandemi kemarin, perbankan kita tidak mengalami permasalahan berat salah satunya karena permodalannya yang sangat tinggi tersebut”, tutup Purbaya.
 
 
 
 
 
 
 
Pewarta :
Editor : PR Wire
COPYRIGHT © ANTARA 2024