Poso, Sulteng (ANTARA) - Seorang pendaki amatir bernama Rzak (laki-laki) diketemukan tewas oleh dua orang yang juga hendak melakukan pendakian Gunung Lorekantibu yang terletak di Kecamatan Lore Utara, Kabupaten Poso, Provinsi Sulawesi Tengah pada Minggu pagi sekitar pukul 09.00WITA.
Kepala Pengelola Obyek wisata Danau Tambing, Asdin kepada ANTARA di tempat kejadian peristiwa di Desa Sedoa, Kecamatan Lore Utara, Kabupaten Poso Minggui petang membenarkan adanya pendaki yang berasal dari Kota Palu, telah meninggal dunia saat diketemukan oleh dua orang pendaki lainnya.
Saat ditemukan, korban yang sudah tidak bernyawa itu, bersama-sama dengan dua temannya yang kondisi mereka dalam keadaan lemas.
Kejadian tersebut langsung dilaporkan kepada petugas, yang ada di pos jaga obyek wisata Danau Tambing, selanjutnya bersama beberapa petugas lainnya dan pengunjung yang ada melakukan evakuasi terhadap korban yang meninggal dunia dan dua rekannya.
"Begitu kami dapat laporan, saya bersama petugas Balai Taman Nasional Lore Lindu dan warga setempat langsung menuju lokasi kejadian dan mengevakuasi mereka ke pos jaga yang ada di lokasi Danau Tambing," kata Asdin.
Dua teman korban yang selamat bernama Tio dan Dirga. Mereka semuanya berasal dari Palu, Ibu Kota Sulteng.
Mereka bertiga tiba di lokasi lokasi obyek wisata Danau Tambing sejak hari Jumat (13/3) 2020, tetapi mereka baru mendaki gunung pada hari Sabtu (14/3).
"Itu sesuai yang dikatakan dua temannya yang selamat kepada petugas," kata Asdin.
Asdin yang sudah bertahun-tahun melaksanakan tugas sebagai koordinator di lokasi obyek wisata Danau Tambing mengatakan baik korban maupun dua rekannya yang selamat sama sekali tidak pernah melapor kepada petugas jaga yang ada di obyek wisata tersebut.
"Mereka datang tidak melapor bahwa akan mendaki gunung sehingga petugas sama sekali tidak mengetahui keberadaannya. Kami baru tahu ketika ada dua orang pendaki yang datang melapor di pos bahwa mereka menemukan seorang pendaki meninggal dan dua orang temannya dalam kondisi lemas dan memprihatinkan," kata Asdin.
Padahal, Balai Besar TNLL sudah melakukan sosialisasi perihal prosedur dan peralatan yang wajib disediakan bagi setiap pendaki gunung.
Informasi yang dihimpun petugas, bahwa ketika pendaki amatir itu mendaki tidak dilengkapi peralatan wajib dan juga tidak melapor kepada petugas yang ada di lokasi wisata paling menarik bagi kalangan anak muda.
Berdasarkan hasil investigasi yang dilakukan petugas TNLL kepada dua temannya yang selamat bahwa mereka mendaki gunung hanya membawa satu bukung mie instan dan dua gelas popmie.
Kemungkinan besar korban meninggal akibat kedinginan. Apalagi, sejak Sabtu (14/3) pukul 15.00 WITA hujan deras mengguyur wilayah Dataran Lore Utara. Selain hujan lebat, juga disertai tiupan angin kencang.
Sementara di satu sisi mereka tidak membawa perlengkapan yang memang dibutuhkan seorang pendaki gunung seperti membawa jaket, jas hujan, tenda dan selimut serta bahan makanan yang memadai.
Menurut Asdin, dengan adanya kejadian tersebut tentu menjadi pengalaman dan sekaligus peringatan kepada siapa saja yang akan mendaki gunung hendaknya terlebih dahulu melapor kepada petugas dengan membawa perlengkapan yang wajib dibutuhkan. "Tanpa itu, petugas dipastikan tidak akan memperbolehkan kegiatan pendakian," ujar Asdin yang cukup lama menjadi polhut di Balai Besar TNLL.
Asdin menambahkan peristiwa itu sudah dilaporkan kepada Polsek Lore Utara dan rencananya akan dibawa ke Palu untuk kepentingan pemeriksaan lebih lanjut.
"KIta sedang menunggu petugas dari Polsek Lore Utara, apakah jenazah korban akan dibawa ke Puskesmas Wuasa, Lore Utara atau langsung ke rumah sakit di Palu untuk kepentingan otopsi," kata dia.
Ketinggian Gunung Lorekatimbu mencapai sekitar 2.000 meter dari permukaan laut dan cuacanya terkenal ektrem. Lokasi obyek wisata Danau Tambing berjarak sekitar 90an kilometer dari Kota Palu.
Kepala Pengelola Obyek wisata Danau Tambing, Asdin kepada ANTARA di tempat kejadian peristiwa di Desa Sedoa, Kecamatan Lore Utara, Kabupaten Poso Minggui petang membenarkan adanya pendaki yang berasal dari Kota Palu, telah meninggal dunia saat diketemukan oleh dua orang pendaki lainnya.
Saat ditemukan, korban yang sudah tidak bernyawa itu, bersama-sama dengan dua temannya yang kondisi mereka dalam keadaan lemas.
Kejadian tersebut langsung dilaporkan kepada petugas, yang ada di pos jaga obyek wisata Danau Tambing, selanjutnya bersama beberapa petugas lainnya dan pengunjung yang ada melakukan evakuasi terhadap korban yang meninggal dunia dan dua rekannya.
"Begitu kami dapat laporan, saya bersama petugas Balai Taman Nasional Lore Lindu dan warga setempat langsung menuju lokasi kejadian dan mengevakuasi mereka ke pos jaga yang ada di lokasi Danau Tambing," kata Asdin.
Dua teman korban yang selamat bernama Tio dan Dirga. Mereka semuanya berasal dari Palu, Ibu Kota Sulteng.
Mereka bertiga tiba di lokasi lokasi obyek wisata Danau Tambing sejak hari Jumat (13/3) 2020, tetapi mereka baru mendaki gunung pada hari Sabtu (14/3).
"Itu sesuai yang dikatakan dua temannya yang selamat kepada petugas," kata Asdin.
Asdin yang sudah bertahun-tahun melaksanakan tugas sebagai koordinator di lokasi obyek wisata Danau Tambing mengatakan baik korban maupun dua rekannya yang selamat sama sekali tidak pernah melapor kepada petugas jaga yang ada di obyek wisata tersebut.
"Mereka datang tidak melapor bahwa akan mendaki gunung sehingga petugas sama sekali tidak mengetahui keberadaannya. Kami baru tahu ketika ada dua orang pendaki yang datang melapor di pos bahwa mereka menemukan seorang pendaki meninggal dan dua orang temannya dalam kondisi lemas dan memprihatinkan," kata Asdin.
Padahal, Balai Besar TNLL sudah melakukan sosialisasi perihal prosedur dan peralatan yang wajib disediakan bagi setiap pendaki gunung.
Informasi yang dihimpun petugas, bahwa ketika pendaki amatir itu mendaki tidak dilengkapi peralatan wajib dan juga tidak melapor kepada petugas yang ada di lokasi wisata paling menarik bagi kalangan anak muda.
Berdasarkan hasil investigasi yang dilakukan petugas TNLL kepada dua temannya yang selamat bahwa mereka mendaki gunung hanya membawa satu bukung mie instan dan dua gelas popmie.
Kemungkinan besar korban meninggal akibat kedinginan. Apalagi, sejak Sabtu (14/3) pukul 15.00 WITA hujan deras mengguyur wilayah Dataran Lore Utara. Selain hujan lebat, juga disertai tiupan angin kencang.
Sementara di satu sisi mereka tidak membawa perlengkapan yang memang dibutuhkan seorang pendaki gunung seperti membawa jaket, jas hujan, tenda dan selimut serta bahan makanan yang memadai.
Menurut Asdin, dengan adanya kejadian tersebut tentu menjadi pengalaman dan sekaligus peringatan kepada siapa saja yang akan mendaki gunung hendaknya terlebih dahulu melapor kepada petugas dengan membawa perlengkapan yang wajib dibutuhkan. "Tanpa itu, petugas dipastikan tidak akan memperbolehkan kegiatan pendakian," ujar Asdin yang cukup lama menjadi polhut di Balai Besar TNLL.
Asdin menambahkan peristiwa itu sudah dilaporkan kepada Polsek Lore Utara dan rencananya akan dibawa ke Palu untuk kepentingan pemeriksaan lebih lanjut.
"KIta sedang menunggu petugas dari Polsek Lore Utara, apakah jenazah korban akan dibawa ke Puskesmas Wuasa, Lore Utara atau langsung ke rumah sakit di Palu untuk kepentingan otopsi," kata dia.
Ketinggian Gunung Lorekatimbu mencapai sekitar 2.000 meter dari permukaan laut dan cuacanya terkenal ektrem. Lokasi obyek wisata Danau Tambing berjarak sekitar 90an kilometer dari Kota Palu.