Palu, (antarasulteng.com) - Siswa SMK Amelia Palu, Sulawesi Tengah, terpaksa belajar di tenda darurat akibat banjir yang menerjang sejumlah fasilitas umum di daerah itu sejak pekan lalu.
"Sudah beberapa hari ini kami belajar di tenda karena semua ruangan kelas rusak diterjang banjir," kata Yuni, salah satu siswa SMK Amelia di Palu, Kamis.
Ia mengatakan banjir yang terjadi pada 16 Januari 2013 menyusul hujan deras mengguyur wilayah Kota Palu dan sejumlah daerah di Sulteng telah mengakibatkan sekolah mereka rusak karena diterjang banjir.
Semua ruangan kelas mengalami kerusakan dan tidak bisa digunakan lagi untuk tempat bejalar.
Agar kegiatan belajar mengajar tetap berjalan normal, pihak sekolah, kata Yuni, terpaksa membangun tenda darurat di halaman sekolah.
"Jadi semua kegiatan belajar dilakukan di dalam tenda darurat," katanya.
Sementara Ketua Yayasan SMK Amelia Palu Ny Marfuatum membenarkan sudah beberapa hari ini kegiatan belajar dan mengajar dilakukan di dalam tenda.
Masalahnya, ruangan kelas yang selama ini digunakan untuk belajar rusak dan tidak bisa lagi dimanfaatkan.
"Meski belajar di dalam tenda, guru dan siswa tetap semangat," katanya.
Ia mengatakan jumlah siswa SMK Amelia Palu sebanyak 80 orang dengan satu jurusan saja yaitu Tataboga.
Pihaknya berharap mendapat perhatian serius dari Pemkot Palu untuk segera memperbaiki ruangan belajar yang rusak akibat bencana alam tersebut.
Wali Kota Palu, Rusdi Mastura dan juga Plt Kepala Dinas Pendidikan dan Pengajaran (Dikjar) setempat telah mengunjungi sekolah itu.
"Kita hanya berharap Pemkot Palu secepatnya memperbaiki ruangan yang rusak agar proses belajar mengajar kembali berjalan normal seperti biasanya," pinta Marfuatum.
Plt Kepala Dikjar Palu, Nursalam sebelumnya mengatakan memprioritaskan memperbaiki sejumlah sekolah yang rusak akibat banjir.
Ia mengatakan ada tiga sekolah di Palu, termasuk SMK Amelia yang mengalami kerusakan akibat banjir beberapa hari lalu.(skd)
"Sudah beberapa hari ini kami belajar di tenda karena semua ruangan kelas rusak diterjang banjir," kata Yuni, salah satu siswa SMK Amelia di Palu, Kamis.
Ia mengatakan banjir yang terjadi pada 16 Januari 2013 menyusul hujan deras mengguyur wilayah Kota Palu dan sejumlah daerah di Sulteng telah mengakibatkan sekolah mereka rusak karena diterjang banjir.
Semua ruangan kelas mengalami kerusakan dan tidak bisa digunakan lagi untuk tempat bejalar.
Agar kegiatan belajar mengajar tetap berjalan normal, pihak sekolah, kata Yuni, terpaksa membangun tenda darurat di halaman sekolah.
"Jadi semua kegiatan belajar dilakukan di dalam tenda darurat," katanya.
Sementara Ketua Yayasan SMK Amelia Palu Ny Marfuatum membenarkan sudah beberapa hari ini kegiatan belajar dan mengajar dilakukan di dalam tenda.
Masalahnya, ruangan kelas yang selama ini digunakan untuk belajar rusak dan tidak bisa lagi dimanfaatkan.
"Meski belajar di dalam tenda, guru dan siswa tetap semangat," katanya.
Ia mengatakan jumlah siswa SMK Amelia Palu sebanyak 80 orang dengan satu jurusan saja yaitu Tataboga.
Pihaknya berharap mendapat perhatian serius dari Pemkot Palu untuk segera memperbaiki ruangan belajar yang rusak akibat bencana alam tersebut.
Wali Kota Palu, Rusdi Mastura dan juga Plt Kepala Dinas Pendidikan dan Pengajaran (Dikjar) setempat telah mengunjungi sekolah itu.
"Kita hanya berharap Pemkot Palu secepatnya memperbaiki ruangan yang rusak agar proses belajar mengajar kembali berjalan normal seperti biasanya," pinta Marfuatum.
Plt Kepala Dikjar Palu, Nursalam sebelumnya mengatakan memprioritaskan memperbaiki sejumlah sekolah yang rusak akibat banjir.
Ia mengatakan ada tiga sekolah di Palu, termasuk SMK Amelia yang mengalami kerusakan akibat banjir beberapa hari lalu.(skd)