Brasilia (ANTARA) - Hasil tes COVID-19 Presiden Brazil Jair Bolsonaro kembali positif, ungkap sang presiden kepada wartawan di Brasilia pada Rabu 15/7).
Hasil tersebut menunjukkan bahwa Bolsonaro belum sembuh dari infeksi yang pertama kali didiagnosis pekan lalu itu.
Sejak terinfeksi virus, presiden mengaku masih dalam kondisi sehat dan ia akan kembali bertugas jika hasil tes COVID-19 pekan ini negatif.
Pada Rabu, ia juga menuturkan akan kembali melakukan tes dalam beberapa hari lagi.
Bolsonaro, mantan kapten militer, pertama kali mengumumkan hasil diagnosisnya pada 7 Juli. Saat itu, ia mengaku hanya mengalami "flu ringan", bahkan saat wabah Brazil menjadi yang paling buruk di dunia setelah Amerika Serikat.
Presiden meremehkan jumlah kematian yang terus bertambah, yang kini mencapai 74.000 lebih dengan hampir dua juta kasus terkonfirmasi COVID-19. Menurut Bolsonaro, kondisi fisik yang baik akan mencegahnya mengalami gejala serius jika jatuh sakit.
Bolsonaro juga mengesampingkan saran para ahli medis dalam penanganan pandemi Brazil serta mendesak penguncian kota dan negara bagian diakhiri. Selain itu, ia kerap beredar di hadapan umum tanpa masker. Tindakannya tersebut menuai kritik dari para spesialis kesehatan.
Bolsonaro juga mengaku sedang mengonsumsi obat antimalaria hydroxychloroquine, yang belum terbukti ampuh melawan COVID-19 sekaligus yang ia dan Presiden AS Donald Trump gembar-gemborkan sebagai pengobatan untuk virus corona.
Tekanan Bolsonaro bagi penggunaan obat hydroxychloroquine berujung pada pengunduran diri dua menteri kesehatan Brazil di tengah pandemi. Kementerian Kesehatan Brazil kini dipimpin sementara oleh jenderal militer yang masih aktif.
Sumber: Reuters
Hasil tersebut menunjukkan bahwa Bolsonaro belum sembuh dari infeksi yang pertama kali didiagnosis pekan lalu itu.
Sejak terinfeksi virus, presiden mengaku masih dalam kondisi sehat dan ia akan kembali bertugas jika hasil tes COVID-19 pekan ini negatif.
Pada Rabu, ia juga menuturkan akan kembali melakukan tes dalam beberapa hari lagi.
Bolsonaro, mantan kapten militer, pertama kali mengumumkan hasil diagnosisnya pada 7 Juli. Saat itu, ia mengaku hanya mengalami "flu ringan", bahkan saat wabah Brazil menjadi yang paling buruk di dunia setelah Amerika Serikat.
Presiden meremehkan jumlah kematian yang terus bertambah, yang kini mencapai 74.000 lebih dengan hampir dua juta kasus terkonfirmasi COVID-19. Menurut Bolsonaro, kondisi fisik yang baik akan mencegahnya mengalami gejala serius jika jatuh sakit.
Bolsonaro juga mengesampingkan saran para ahli medis dalam penanganan pandemi Brazil serta mendesak penguncian kota dan negara bagian diakhiri. Selain itu, ia kerap beredar di hadapan umum tanpa masker. Tindakannya tersebut menuai kritik dari para spesialis kesehatan.
Bolsonaro juga mengaku sedang mengonsumsi obat antimalaria hydroxychloroquine, yang belum terbukti ampuh melawan COVID-19 sekaligus yang ia dan Presiden AS Donald Trump gembar-gemborkan sebagai pengobatan untuk virus corona.
Tekanan Bolsonaro bagi penggunaan obat hydroxychloroquine berujung pada pengunduran diri dua menteri kesehatan Brazil di tengah pandemi. Kementerian Kesehatan Brazil kini dipimpin sementara oleh jenderal militer yang masih aktif.
Sumber: Reuters