Palu (ANTARA) - Mahasiswa berasal dari berbagai perguruan tinggi negeri dan swasta di Palu menggalang dana untuk meringankan penderitaan korban banjir bandang di Masamba, Provinsi Sulawesi Selatan.
Pantauan ANTARA di Palu, Senin, dalam beberapa hari terakhir ini mahasiswa maupun beberapa organisasi kemasyarakatan dan pemuda di Kota Palu saban hari mengunpulkan dana yang diperuntukan korban bencana alam, baik di Parigi Selatan (Sulawesi Tengah) maupun Masamba.
Mereka berdiri di setiap perempatan jalan di Kota Palu sambil mendekati para pengendara sepeda motor dan mobil, menyodorkan kotak yang terbuat dari kardus.
Baca juga: Pakar Bencana: Masamba terbentuk dari proses erosi dan sedimentasi
Setiap pengendara yang melintas di perempatan jalan seperti yang terlihat di perempatan Jalan Basuki Rahmat, perempatan Jalan Anoa dan Mohamad Yamin mereka dekati.
Cukup banyak pengendara bersimpati memberikan bantuan sesuai dengan kerelaan dan kemampuannya.
Budi, salah seorang mahasiswa dari salah satu perguruan tinggi negeri di Palu, Ibu Kota Provinsi Sulteng, mengatakan mereka dengan sepenuh hati menggalang dana untuk membantu korban bencana alam, baik di wilayah Sulteng dan Masamba, Sulsel.
Ia menyebut kewajiban sebagai sesama anak bangsa untuk saling membantu dalam menghadapi bencana.
"Bagaimanapun, mereka juga adalah saudara kita. Dan sudah sepatutnya kita juga membantu mereka yang tertimpa bencana alam," katanya.
Firdaus, mahasiswa salah satu falkutas di Universitas Tadulako (Untad) Palu, membenarkan bahwa mahasiswa turun ke jalan-jalan untuk menggalang dana bagi korban banjir di Sulteng dan Masamba.
Baca juga: Bencana ekologis di Masamba akibat degradasi lingkungan
Ia mengatakan saat terjadi gempa bumi dahsyat di Sulteng 2018 yang menimbulkan tsunami dan likuefaksi di Kota Palu dan Kabupaten Sigi, masyarakat maupun pemerintah daerah dari berbagai daerah di Tanah Air ikut memberikan bantuan untuk para korban bencana alam.
"Sekarang, saudara-saudara kita yang ada di Masamba ditimpa bencana alam dan kita harus membantu mereka sesuai dengan kemampuan," katanya.
Ia berharap, masyarakat di Palu mendukung penggalangan dana bagi korban bencana alam dengan memberikan bantuan sesuai kerelaan masing-masing.
James, seorang tukang ojek daring di Palu, mengatakan organisasinya sedang mengumpulkan dana untuk disalurkan kepada korban banjir, baik di Kabupaten Parigi Moutong (Sulteng) maupun Masamba (Sulsel).
Langkah itu, katanya, dilakukan sebagai bentuk kebersamaan dan kekeluargaan sesama anak bangsa.
"Duka mereka, juga duka kita semua," kata dia.
Pantauan ANTARA di Palu, Senin, dalam beberapa hari terakhir ini mahasiswa maupun beberapa organisasi kemasyarakatan dan pemuda di Kota Palu saban hari mengunpulkan dana yang diperuntukan korban bencana alam, baik di Parigi Selatan (Sulawesi Tengah) maupun Masamba.
Mereka berdiri di setiap perempatan jalan di Kota Palu sambil mendekati para pengendara sepeda motor dan mobil, menyodorkan kotak yang terbuat dari kardus.
Baca juga: Pakar Bencana: Masamba terbentuk dari proses erosi dan sedimentasi
Setiap pengendara yang melintas di perempatan jalan seperti yang terlihat di perempatan Jalan Basuki Rahmat, perempatan Jalan Anoa dan Mohamad Yamin mereka dekati.
Cukup banyak pengendara bersimpati memberikan bantuan sesuai dengan kerelaan dan kemampuannya.
Budi, salah seorang mahasiswa dari salah satu perguruan tinggi negeri di Palu, Ibu Kota Provinsi Sulteng, mengatakan mereka dengan sepenuh hati menggalang dana untuk membantu korban bencana alam, baik di wilayah Sulteng dan Masamba, Sulsel.
Ia menyebut kewajiban sebagai sesama anak bangsa untuk saling membantu dalam menghadapi bencana.
"Bagaimanapun, mereka juga adalah saudara kita. Dan sudah sepatutnya kita juga membantu mereka yang tertimpa bencana alam," katanya.
Firdaus, mahasiswa salah satu falkutas di Universitas Tadulako (Untad) Palu, membenarkan bahwa mahasiswa turun ke jalan-jalan untuk menggalang dana bagi korban banjir di Sulteng dan Masamba.
Baca juga: Bencana ekologis di Masamba akibat degradasi lingkungan
Ia mengatakan saat terjadi gempa bumi dahsyat di Sulteng 2018 yang menimbulkan tsunami dan likuefaksi di Kota Palu dan Kabupaten Sigi, masyarakat maupun pemerintah daerah dari berbagai daerah di Tanah Air ikut memberikan bantuan untuk para korban bencana alam.
"Sekarang, saudara-saudara kita yang ada di Masamba ditimpa bencana alam dan kita harus membantu mereka sesuai dengan kemampuan," katanya.
Ia berharap, masyarakat di Palu mendukung penggalangan dana bagi korban bencana alam dengan memberikan bantuan sesuai kerelaan masing-masing.
James, seorang tukang ojek daring di Palu, mengatakan organisasinya sedang mengumpulkan dana untuk disalurkan kepada korban banjir, baik di Kabupaten Parigi Moutong (Sulteng) maupun Masamba (Sulsel).
Langkah itu, katanya, dilakukan sebagai bentuk kebersamaan dan kekeluargaan sesama anak bangsa.
"Duka mereka, juga duka kita semua," kata dia.