Jakarta (ANTARA) - Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo menyambangi Pulau Maratua, yang merupakan salah satu pulau kecil terluar di Kalimantan Timur, sebagai bentuk komitmen pemerintah dalam peningkatan ekonomi warga pulau-pulau tersebut.
"Agar pengalaman pahit lepasnya Pulau Sipadan dan Ligitan tidak terulang kembali," kata Menteri Edhy dalam siaran pers yang diterima di Jakarta, Rabu.
Edhy dijadwalkan berada di Maratua selama tiga hari sejak 1 September 2020, dengan rangkaian kegiatan antara lain menghadiri acara gerakan memasyarakatkan makan ikan (Gemarikan), pelepasan tukik bersama Yayasan Penyu Indonesia, serta melakukan penanaman mangrove dan transplantasi terumbu karang di Pantai Green Nirvana Resort.
Ia juga akan melakukan pertemuan dengan pemerintah daerah, berdialog dengan pelaku usaha, serta memberikan bantuan permodalan untuk masyarakat Kecamatan Maratua.
Selepas itu, Menteri Edhy dan rombongan akan menyeberang ke Pulau Bakungan untuk berdialog dengan pelaku usaha atau pengelola pulau.
Potensi pariwisata Bahari Pulau Kakaban yang masih berada dalam wilayah Kecamatan Maratua juga menjadi perhatian Menteri Edhy.
Edhy juga akan mengunjungi pulau eksotis yang terkenal dengan ubur-ubur endemik tak bersengat itu untuk ikut mengampanyekan kembali pariwisata bahari yang sempat mati suri akibat pandemi.
Sebelumnya, Menteri Edhy juga telah mengajak berbagai pemangku kepentingan untuk bersama-sama merumuskan strategi yang tepat bagi percepatan pemulihan sektor pariwisata, terutama wisata bahari.
Menteri Edhy mengatakan untuk mengurangi dampak pandemi COVID-19, KKP merumuskan dua strategi kebijakan yaitu pengelolaan destinasi wisata bahari berbasis masyarakat melalui program Desa Wisata Bahari (Dewi Bahari), dan program padat karya untuk menyerap tenaga kerja yang terdampak COVID-19.
"Program pengembangan Dewi Bahari merupakan amanat pemerintah untuk mengembangkan dan mendukung program prioritas nasional di bidang pariwisata dalam meningkatkan devisa negara serta pendapatan masyarakat,” ujarnya.
Dijelaskannya, program ini merupakan sebuah program berbasis desa yang komprehensif mulai dari perencanaan, pembangunan sarana prasarana, peningkatan kapasitas masyarakat, hingga fasilitasi kemitraan, serta merupakan salah satu cara agar masyarakat dapat melestarikan lingkungan pesisir dan laut sekaligus mengembangkan potensi lokal melalui sektor pariwisata.
“Dalam pelaksanaan pengembangan Program Dewi Bahari tersebut, KKP tidak dapat berdiri sendiri dan mengajak berbagai pemangku kepentingan untuk turut serta dalam pelaksanaan program tersebut, termasuk menggandeng Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif," ucapnya.
"Agar pengalaman pahit lepasnya Pulau Sipadan dan Ligitan tidak terulang kembali," kata Menteri Edhy dalam siaran pers yang diterima di Jakarta, Rabu.
Edhy dijadwalkan berada di Maratua selama tiga hari sejak 1 September 2020, dengan rangkaian kegiatan antara lain menghadiri acara gerakan memasyarakatkan makan ikan (Gemarikan), pelepasan tukik bersama Yayasan Penyu Indonesia, serta melakukan penanaman mangrove dan transplantasi terumbu karang di Pantai Green Nirvana Resort.
Ia juga akan melakukan pertemuan dengan pemerintah daerah, berdialog dengan pelaku usaha, serta memberikan bantuan permodalan untuk masyarakat Kecamatan Maratua.
Selepas itu, Menteri Edhy dan rombongan akan menyeberang ke Pulau Bakungan untuk berdialog dengan pelaku usaha atau pengelola pulau.
Potensi pariwisata Bahari Pulau Kakaban yang masih berada dalam wilayah Kecamatan Maratua juga menjadi perhatian Menteri Edhy.
Edhy juga akan mengunjungi pulau eksotis yang terkenal dengan ubur-ubur endemik tak bersengat itu untuk ikut mengampanyekan kembali pariwisata bahari yang sempat mati suri akibat pandemi.
Sebelumnya, Menteri Edhy juga telah mengajak berbagai pemangku kepentingan untuk bersama-sama merumuskan strategi yang tepat bagi percepatan pemulihan sektor pariwisata, terutama wisata bahari.
Menteri Edhy mengatakan untuk mengurangi dampak pandemi COVID-19, KKP merumuskan dua strategi kebijakan yaitu pengelolaan destinasi wisata bahari berbasis masyarakat melalui program Desa Wisata Bahari (Dewi Bahari), dan program padat karya untuk menyerap tenaga kerja yang terdampak COVID-19.
"Program pengembangan Dewi Bahari merupakan amanat pemerintah untuk mengembangkan dan mendukung program prioritas nasional di bidang pariwisata dalam meningkatkan devisa negara serta pendapatan masyarakat,” ujarnya.
Dijelaskannya, program ini merupakan sebuah program berbasis desa yang komprehensif mulai dari perencanaan, pembangunan sarana prasarana, peningkatan kapasitas masyarakat, hingga fasilitasi kemitraan, serta merupakan salah satu cara agar masyarakat dapat melestarikan lingkungan pesisir dan laut sekaligus mengembangkan potensi lokal melalui sektor pariwisata.
“Dalam pelaksanaan pengembangan Program Dewi Bahari tersebut, KKP tidak dapat berdiri sendiri dan mengajak berbagai pemangku kepentingan untuk turut serta dalam pelaksanaan program tersebut, termasuk menggandeng Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif," ucapnya.