Kurang Tidur Berhubungan Dengan Fungsi Otak Buruk

Rabu, 2 Juli 2014 6:57 WIB

Jakarta (antarasulteng.com) - Hasil riset para peneliti Universitas Warwick di Inggris menunjukkan bahwa masalah tidur berhubungan dengan ingatan dan fungsi eksekutif otak yang lebih buruk pada orang berusia 50 sampai 64 tahun.

Para peneliti mendapatkan kesimpulan itu setelah menganalisis data tidur dan kognitif (fungsi otak) dari 3.968 pria dan 4.281 perempuan yang ambil bagian dalam English Longitudinal Study of Ageing (ELSA) yang melaporkan kualitas dan kuantitas tidur selama satu bulan. 

Hasil studi menunjukkan bahwa ada hubungan antara kualitas dan waktu tidur dengan fungsi otak yang berubah seiring usia.

Pada dewasa berusia 50 dan 64 tahun, tidur dalam jangka waktu pendek (kurang dari enam jam per malam) dan tidur dalam jangka waktu panjang (lebih dari delapan jam per malam) berhubungan dengan skor fungsi otak yang lebih rendah. 

Sebaliknya, pada dewasa yang lebih tua (65-89 tahun) skor fungsi otak yang lebih rendah hanya teramati pada mereka waktu tidurnya panjang.

"Tidur enam sampai delapan jam per malam sangat penting untuk fungsi otak yang optimal pada orang dewasa yang lebih muda," ujar Dr. Michelle A Miller dari Universitas Warwick dalam siaran publik Universitas Warwick. 

"Hasil ini konsisten dengan riset sebelumnya, yang menunjukkan tidur enam sampai delapan jam per malam  optimal untuk kesehatan fisik, termasuk risiko terendah terkena obesitas, hipertensi, diabetes, penyakit jantung dan stroke," tambahnya. 

Menariknya, pada orang dewasa berusia lebih muda yang menjelang masa pensiun, kualitas tidur tidak memiliki hubungan yang signifikan dengan skor fungsi otak. 

Sedangkan pada orang dewasa yang lebih tua (65 tahun lebih ), ada hubungan yang signifikan antara kualitas tidur dan skor yang diamati.

"Mengoptimalkan tidur pada usia yang lebih tua dapat membantu menunda penurunan fungsi otak seiring bertambahnya usia atau memang dapat memperlambat atau mencegah penurunan secara cepat yang mengarah ke demensia," kata Profesor Francesco Cappuccio menanggapi hasil penelitian yang dipublikasikan di jurnal PLOS ONE pada 26 Juni.

Dr Miller menyimpulkan, jika kurang tidur merupakan penyebab penurunan kognitif masa depan, maka perbaikan non-farmakologis dalam tidur dapat memberikan alternatif interbensi Kesehatan Masyarakat berbiaya rendah dan lebih mudah diakses untuk menunda atau memperlambat laju penurunan kognitif. (skd)

Penerjemah: Lia Wanadriani Santosa


Pewarta :
Editor : Santoso
Copyright © ANTARA 2024

Terkait

Manfaat "tidur singkat" bagi kesehatan selama ikuti terus arus mudik

13 April 2024 9:56 Wib

Kurang tidur sebabkan masalah imunitas hingga hilang konsentrasi

16 March 2024 10:43 Wib

Kasad perintahkan jajarannya ubah lahan tidur jadi produktif

19 January 2024 8:09 Wib

Menstruasi berpengaruh pada gangguan tidur

11 November 2023 19:50 Wib

Anak saat batuk tidak boleh dalam posisi sambil tidur

23 October 2023 12:38 Wib
Terpopuler

Rupiah turun di tengah pasar nantikan arah kebijakan suku bunga AS

Ekonomi Dan Keuangan - 30 April 2024 9:41 Wib

KBRI Beijing tegaskan WNI jangan serahkan paspor ke pihak lain

Lintas Jagad - 30 April 2024 9:41 Wib

AHY ingin jadikan Bali sebagai Pulau Lengkap

Ekonomi Dan Keuangan - 03 May 2024 9:15 Wib

Bus terguling ke jurang di Peru, 23 orang tewas

Lintas Jagad - 30 April 2024 9:42 Wib

Prancis kecam serangan Israel ke konvoi bantuan Yordania untuk Gaza

Lintas Jagad - 03 May 2024 9:15 Wib