Jakarta (ANTARA) - Pendiri Kompas Gramedia dan Pimpinan Umum Harian Kompas Jakob Oetama dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Nasional Utama (TMPNU) Kalibata karena almarhum mengantongi Bintang Mahaputra yang diberikan oleh Presiden Soeharto tahun 1973.
"Jadi Pak Jakob Oetama adalah pemegang Bintang Mahaputra yang diberikan tahun 1973 dalam kapasitas sebagai insan pers dan anggota MPR," kata Rusdi Amral, juru bicara keluarga Jakob Oetama di rumah duka, Jalan Sriwijaya V No 40, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Rabu petang.
Baca juga: Ketua MPR : Jakob Oetama majukan dunia jurnalistik
Jakob Oetama merupakan Tokoh Pers Nasional akan dimakamkan secara militer di TMPNU Kalibata, Jakarta Selatan.
Setelah disemayamkan di Gedung Kompas Gramedia, Palmerah Selatan, jenazah akan diserahkan oleh pihak keluarga kepada negara.
Penyerahan jenazah Tokoh Pers Nasional tersebut kepada Negara akan diwakili oleh Ketua MPR Bambang Soesatyo (Bambsoet) pada Kamis (10/9).
"Sehingga relevansi Ketua MPR menyerahkan jenazah ke negara, karena almarhum mendapatkan Bintang Mahaputra sebagai anggota MPR," kata Rusdi.
Selain itu, mantan Wakil Presiden RI Jusuf Kalla akan memimpin upacara militer pemakaman Jakob Oetama di TMPNU Kalibata.
Pendiri Kompas Gramedia sekaligus Pemimpin Umum Harian Kompas Jakob Oetama tutup usia pada Rabu, 9 September 2020 pukul 13.05 WIB di Rumah Sakit Mitra Keluarga Kelapa Gading Jakarta dalam usia 88 tahun.
Tokoh Nasional Pers tersebut wafat pada hari ulang tahun (HUT) ke-9 Kompas TV yang merupakan bagian dari Grup Kompas Gramedia yang didirikannya.
Baca juga: Ide dorong wartawan menulis buku mencuat pada HPN 2020
Almarhum disemayamkan di Kantor Kompas Gramedia Palmerah Selatan dan akan dihantarkan menuju tempat peristirahatan terakhir di Taman Makam Pahlawan Kalibata pada Kamis, 10 September 2020.
Hingga berita ini diturunkan, jenazah almarhum masih berada di rumah duka di Jalan Sriwijaya V No 40, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.
Sejumlah keluarga dekat berdatangan ke rumah duka untuk memberikan doa dan penghormatan terakhir, sejumlah tokoh juga tampak hadir seperti Menteri BUMN Erick Thohir dan Staf Khusus Badan Pembinaan Idiologi Pancasila (BPIP) Benny Susetyo.
"Jadi Pak Jakob Oetama adalah pemegang Bintang Mahaputra yang diberikan tahun 1973 dalam kapasitas sebagai insan pers dan anggota MPR," kata Rusdi Amral, juru bicara keluarga Jakob Oetama di rumah duka, Jalan Sriwijaya V No 40, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Rabu petang.
Baca juga: Ketua MPR : Jakob Oetama majukan dunia jurnalistik
Jakob Oetama merupakan Tokoh Pers Nasional akan dimakamkan secara militer di TMPNU Kalibata, Jakarta Selatan.
Setelah disemayamkan di Gedung Kompas Gramedia, Palmerah Selatan, jenazah akan diserahkan oleh pihak keluarga kepada negara.
Penyerahan jenazah Tokoh Pers Nasional tersebut kepada Negara akan diwakili oleh Ketua MPR Bambang Soesatyo (Bambsoet) pada Kamis (10/9).
"Sehingga relevansi Ketua MPR menyerahkan jenazah ke negara, karena almarhum mendapatkan Bintang Mahaputra sebagai anggota MPR," kata Rusdi.
Selain itu, mantan Wakil Presiden RI Jusuf Kalla akan memimpin upacara militer pemakaman Jakob Oetama di TMPNU Kalibata.
Pendiri Kompas Gramedia sekaligus Pemimpin Umum Harian Kompas Jakob Oetama tutup usia pada Rabu, 9 September 2020 pukul 13.05 WIB di Rumah Sakit Mitra Keluarga Kelapa Gading Jakarta dalam usia 88 tahun.
Tokoh Nasional Pers tersebut wafat pada hari ulang tahun (HUT) ke-9 Kompas TV yang merupakan bagian dari Grup Kompas Gramedia yang didirikannya.
Baca juga: Ide dorong wartawan menulis buku mencuat pada HPN 2020
Almarhum disemayamkan di Kantor Kompas Gramedia Palmerah Selatan dan akan dihantarkan menuju tempat peristirahatan terakhir di Taman Makam Pahlawan Kalibata pada Kamis, 10 September 2020.
Hingga berita ini diturunkan, jenazah almarhum masih berada di rumah duka di Jalan Sriwijaya V No 40, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.
Sejumlah keluarga dekat berdatangan ke rumah duka untuk memberikan doa dan penghormatan terakhir, sejumlah tokoh juga tampak hadir seperti Menteri BUMN Erick Thohir dan Staf Khusus Badan Pembinaan Idiologi Pancasila (BPIP) Benny Susetyo.